Biografi Imam Nawawi
Tulisan ini merupakan terjemahan Syarah hadis Arba'in An-Nawawi yang ditulis oleh Jamal Ahmed Badi. Buku tersebut terbit dengan judul Sharh Arba'een an Nawawi : Commentary Of Forty Hadiths Of an-Nawawi. Terjemahan ini merupakan upaya pemilik blog untuk melatih keterampilan menerjemah, tidak untuk dikomersilkan
Biografi Imam Nawawi
Imam Nawawi memiliki umur yang sangat pendek,
namun, ia mampu menghasilkan sejumlah buku dari berbagai disiplin keilmuan.
Setiap karya yang ia hasilkan bernilai sebagai harta karun pengertahuan yang
berharga. Di antaranya adalah :
1.
Riyad al-Shalihin
2.
Sharh Sahih Muslim
3.
Sharh Sunan Abi Dawud
4.
Kitab al-Raudah
5.
Tahdhib-ul-Asma was-Sifat
6.
Arba’een
7.
Mukhtashar at-Tirmidhi
8.
Tabaqat Ash Shafi’iyah
9.
Muhimmatul Ahkam
10.
Al-Adhkar
11.
Al-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an
12.
Al-Irshad wa’l-Taqrib fi Ulum al-Hadith
13.
Al-Minhaj
Kitabnya Sharh Shahih Muslim merupakan
buku standard kajian hadis dan kitabnya Al-Minhaj dipakai dalam studi
Fiqih.
Imam Muhyi al-Din Abu Zakariya Yahya bin Sharaf
al-Nawawi, disingkat Imam Nawawi, dilahirkan di sebuah daerah bernama Nawa di daerah
sekitar Damaskus pada 631 H (1233M). Dia tumbuh di Nawa dan pada saat umur 19
ia pergi belajar ke Damaskus, sebuah daerah yang dikenal menjadi pusat
pembelajaran dan para sarjana.
Ketika berdiam di Damaskus, Imam Nawawi belajar
ke lebih dari dua puluh guru terkenal, terdiri dari ahli dan pakar dalam
berbagai bidang diisplin keilmuan. Dia belajar hadis, fiqih dan usul fiqih,
nahwu dan sharaf, dari beberapa ulama terkenal seperti Abu Ibrahim Ishaq bin
Ahmad Al-Maghribi, Abu Muhammad Abdur Rahman bin Ibrahim al-Fazari, Radiyuddin
Abu Ishaq Ibrahim bin Abu Hafs Umar bin Mudar al-Mudari, Abu Ishaq Ibrahim bin
Isa Al-Muradi, Abdul Baqa Khalid bin Yusuf An-Nablusi dan Abul Abbas Ahmad bin
Salim al-Misri.
Imam Nawawi sangat haus akan ilmu pengetahuan
(endless thirst for knowledge). Dia menghabiskan waktunya untuk mmebaca dua
belas pelajaran setiap harinya dan menulis catatan keterangan setiap ilmu yang
ia pelajari. Setiap buku yang ia baca, dia menulis catatan pinggir dan
penjelasan pada setiap buku, Kecerdasannya, kerja kerasnya, kecintaannya,
kesetiaan dan keasikannya dalam belajar membuat kagum segenap gurunya dan
membuat mereka mengapresiasi Imam Nawawi. Allah juga menganugerahkan kepadanya kecepatan
menghafal dan kedalaman pengetahuan. Imam Nawawi sangat memanfaatkan pemberian
Tuhan yang sangat berkualitas dan potensial tersebut dan hal tersebut membuat
dia mendapatkan penghormatan tertinggi.
Imam Nawawi merupakan pribadi yang soleh, adil dan sederhana. Setelah 20 tahun menimba ilmu di perantauan, ia kembali ke kampong halaman. Kemudian ia tiba di Nawa, ia sakit dan meninggal dunia pada 676 H (1278 M)
Tag : Hadis,Translate Training, Arbain Nawawi, Jamal Ahmad Badi
0 komentar:
Posting Komentar