Agustus 17, 2021 -
2021,Review Jurnal
No comments


Catatan Singkat Jurnal Sirah Nabawiyah dan Demitologisasi Nabi
*Catatan Singkat atas Sirah Nabawiyah dan Demitologisasi
Nabi*
Dalam membaca sejarah nabi, kita diharapkan tidak hanya melihat fakta historis
saja mainkan juga nilai nilai historis yang terkandung di dalamnya. Inilah
kemudian yang dinamakan dengan Fiqhu Sirah (lihat al-Buthi).
Kajian ini bertujuan untuk bagaimana cara meneladani Nabi. Nabi Muhammad, yang
merupakan paduan antara manusia biasa dengan nabi, perlu dipahami secara
mendetail tentang karakteristik perbedaan keduanya. Hal ini menyangkut berbagai
posisinya dalam kehidupan, baik sebagai suami ataupun pemimpin sosial.
Kajian ini juga mana saya akan adanya identifikasi dalam kategorisasi sunnah
semua itu hanya bisa dilakukan dengan melakukan pendekatan Sirah Nabawiyah.
Melalui Sirah Nabi, yang memuat informasi kesejarahan Nabi, baik sebagai
manusia biasa atau Nabi, kita diajak untuk memaklumi bahwa segala perangai nabi
tidak bersifat mitologis, ia bisa diikuti.
Hadis dan sirah memiliki kesamaan, keduanya sama-sama membuat sejarah hidup
Nabi Muhammad shallallahu alaihi salam dan keduanya sama-sama menggunakan metode
sanad dalam penyusunannya. Namun dalam praktiknya, penggunaan sana tidak
menjadi standar validasi informasi sejarah (Sirah), hal ini berbeda dengan
hadis yang mengharuskan validasi menggunakan sanad.
*Nabi Muhammad dan kebudayaan pra-islam*
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan
setempat. Hal ini karena seseorang itu sangat terikat dengan kondisi sekitarnya
maka dari itu untuk memahami sebuah hadis, Harus melihat secara utuh bagaimana
kondisi sosial budayanya.
Dampak dari itu adalah tidak setiap hadis yang dibawa oleh nabi itu bersifat
Wahyu, tapi juga bernilai sebagai budaya yang tidak wajib diikuti.
Dalam berdakwah Nabi Muhammad memperhatikan kondisi kaumnya, Di mana mereka
sangat senang jika ditawari kekuasaan jika masuk ke dalam Islam. Hal ini, jika
tidak dikaitkan dengan kebudayaan sekitar, akan menimbulkan persepsi bahwa
Islam mengajarkan kapitalisme kekuasaan.
Islam diterima oleh bangsa Arab adalah karena kegigihan Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam dalam menyebarkan Islam. Hal ini dibuktikan dengan
ke tidak beriman warga Mekah kendati nabi sudah menampilkan mukjizat-nya hal
ini juga menjelaskan tentang demitologisasi nabi.
Nabi Muhammad menikahi Khadijah juga kerap dianggap oleh sebagian sahabat
sebagai mitologis, ia tidak masuk akal dan berbasis Wahyu. Padahal, kenyatannya
tidak, hal tesebut dilakukan karena Nabi menikahi Khadijah salah satunya
sebagai bentuk kangennya kepada sang Ibu.
Nabi dan Budaya Arab - Islam
Dalam kesehariannya, Nabi tidak bisa lepas dari pengaruh budaya di sekitarnya. Untuk itu, seseorang perlu mengerti benar mana bagian dari sabda Nabi yang bersifat wahyu dan mana yang bersifat budaya atau keduniaan. Yang pertama memiliki implikasi hukum syariat seperti halal haram dan lain sebagainya, sedangkan yang kedua tidak. Hal ini umumnya terjadi pada masalah yang berkiatan dengan tekhnis kehidupan sehari-hari dan kebudayaan setempat.
Ahmad Ubaydi Hasbillah, melalui tesisnya, memberikan contoh di atas. Misalnya adalah pada kasus Nabi memberikan saran untuk penyerbukan kurma ketika di Madinah, hal ini disampaikan kepada para petani di sana, untuk memakmurkan kebun kurma mereka. Namun, yang terjadi adalah sebuah kegagalan. Kemudian Nabi mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah bagian dari wahyu, melainkan murni ijtihadi Nabi. Nabi menutup sabdanya dengan ungkapan legendaris, "Kalian lebih memahami urusan dunia kalian."
Begitupun dalam hal pengobatan, semua yang disabdakan Nabi terkait khasiat-khasiat tanaman tertentu sebagai obat, ataupun teknik pengobatan lainnya, itu murni dari pengalaman Nabi bertemu dengan berbagai tabib kenamaan. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Aisyah. Bahkan, menurut Abdul Mun'im, dalam hidupnya Nabi tidak pernah sekalipun mengobati pasien. (JT)
-----
Tulisan ini disarikan dari artikel Ahmad Ubaydi Hasbillah yang berjudul "Sirah Nabawiyah dan Demitologisasi Nabi" yang dimuat di Journal of Quran and Hadith Studies, Vol. 01, No. 2, 2012, hal. 251-275. Dengan 36 referensi yang terdiri dari 3 bahasa, Indonesia, Arab dan Inggris.
0 komentar:
Posting Komentar