Skyscraper of Waste Greater Jakarta Drowning in Mountains of Trash
Skyscraper of waste Greater Jakarta drowning
in mountains of trash
Gunungan Sampah Jakarta Memadati Gunungan-Gunungan Sampah Lain
Do you ever count the amount
of waste you produce? Greater
Jakarta, with more than 30 million people, sends more than 14,000 tons of waste
to eight landfills every day. To
put it into perspective, the waste that Greater Jakarta has produced in the
past three years could fill up Jakarta’s tallest skyscraper, the 310-meter-tall
Gama Tower.
Pernahkah
kamu menghitung berapa jumlah sampah yang kamu produksi? Kota Jakarta,
dengan 30 juta penduduknya, mengirim lebih dari 14.000 ton sampah ke delapan Tempat
Pembuangan Sampah setiap harinya. Sebagai analogi, sampah yang diproduksi
kota Jakarta tiga tahun belakangan bisa mengisi Gedung pencakar langit
tertinggi di Jakarta, seperti Gedung Gama Tower yang memiliki tinggi 310 meter.
The gigantic flow of
trash, coupled with poor waste management, has brought the metropolitan area
into a crisis.Some of the landfills are already overloaded or face the risk of
becoming overloaded. Soon, Greater Jakarta residents will run out of places to dump
waste.
Aliran
pembuangan sampah yang besar (raksasa), ditambah manajemen yang buruk,
membawa Jakarta kepada keadaan krisis. Beberapa TPS telah penuh terisi, atau
beresiko mengalami pemenuhan di masa mendatang. Ke depan, Warga Jakarta akan
kehabisan lokasi untuk membuang sampah.
The crisis has affected the
people living near landfills. Smelly piles of waste – comprising everything
from leftover food and plastic grocery bags to used diapers –
cause environmental and health disturbances.
Kondisi
krisis ini berpengaruh pada warga yang hidup di sekitar TPS. Bau busuk tumpukan
sampah-yang terdiri dari berbagai bahan dari sisa makanan dan tas bahan
makanan yang dipakai popok-menyebbakan kerusakan lingkungan dan kesehatan
warga.
The pungent smell of garbage
is enough to numb our olfactory nerves. The wastewater flowing from
these trash mountains has contaminated the groundwater, which the
residents use for their daily needs.
Bah
sampah yang tajam cukup mematikan saraf penciuman. Air sampah
yang mengalir dari gunungan sampah tersebut mengontaminasi air tanah warga,
yang mana warga sekitar membutuhkan air tersebut untuk kebutuhan harian.
During rainy days, the same
mountains will become extra slippery and prone to falling apart. This, however,
does not stop the landfill workers from operating excavators to pile the
waste higher – simply because they have no other choice.
Saat
musim hujan, gunung yang sama akan menjadi sangat licin dan rentan untuk
melongsorkan bagian gunungan sampah. Hal ini, bagaimanapun, tidak mengentikan
pekerja TPS untuk pengoperasian penggalian tumpukan sampah yang menjadi
tinggi-sederhana saja, karena mereka tidak punya pilihan lain.
Bogor municipality, Bogor
regency, Depok and South Tangerang have been hoping to dump the waste in the newly
constructed Lulut-Nambo landfill in Bogor regency. However, the facility has
yet to open due to a protracted payment dispute between the
contractor and the investor. Adding to that dispute is the bickering
between the four regencies and municipalities that want a greater trash quota
for each of their regions.
Kotamadya
Bogor, Kabupaten Bogor, Depok dan Tangerang Selatan
memiliki harapan untuk membuang sampah di konstruksi yang baru saja dibuat di
TPS Lulut-Nambo di Kabupaten Bogor. Bagaimanapun, fasilitas belum dibuka akibat
masalah pembayaran yang berkepanjangan, dampak dari perselisihan antara kontraktor
dan investor. Menambahi permasalahan tersebut adalah adanya pertengkaran antara empat
kabupaten dan kotamadya yang ingin mewujudkan pengadaan kuota TPS lebih besar
disetiap daerah masing-masing.
In 2018, the Public Works and
Housing Ministry revitalized the Rawa Kucing landfill in Tangerang by making it
a sanitary landfill where the trash is compressed and buried in a pit
with a protected bottom to allow it to decompose into biologically and
chemically inert materials.
Pada
tahun 2018, Kementerian Pekerjaann Umum dan Perumahan Rakyat merevitalisasi TPS
Rawakucing dengan menjadikan TPS yang memiliki sanitasi, di mana sampah
dikompres (ditekan dengan gas) dan dikubur di sebuah lubang yang
sudah diberi pengaman di bagian bawahnya dan membusuk secara biologi dan
penambahan materi kimia.
Bantargebang landfill in Bekasi
operates a waste-to-energy plant and a composting facility. All these innovations, however, have a
limited capacity and cannot keep pace with Greater Jakarta’s ever-increasing
amount of waste. To better
understand this crisis, let us meet four individuals who bear the brunt
of the trash we throw away every day.
TPS
Bantargebang di Bekas telah beroperasi untuk menciptakan energi dari sampah dan
pengomposan fasilitas. Semua inovasi ini, bagaimanapun, mempunya keterbatasan
fasilitas dan tidak mampu menyeimbangi angka pembuangan sampah yang kian
meningkat dari kota Jakarta. Langkah untuk memahami krisis ini lebih baik lagi
adalah mari kita berkumpul empat individual mengkaji siapa yang sanggup memikil
tempat sampah terbesar yang setiap harinya kita buang ke dalamnya.
Finished
on 24 June 2020, at 9:50 PM
0 komentar:
Posting Komentar