Desember 26, 2018 -
Motivasi
No comments
Kutipan dari Berbagai Buku Yang Kubaca
Pusat semesta itu ada dalam diri kita masing-masing (Dalai Lama). (Agustinus Wibowo, Titik Nol, Gramedia, 2002, hal. 94)
Kerja keras, kerja keras, cuma kerja keras. Leluhur bilang, hanya dengan kerja keras,
nasib akan berubah. (Agustinus Wibowo, hal. 76)
Ming, Mama sekali lagi mau ingatkan. Jangan sekali-kali
tertawakan keburukan dan kekurangan orang lain, jangan sakiti hati orang. (Agustinos Wibowo, hal. 76)
(Agustinus Wibowo, hal. 138-139)
Sebuah buku
yang selalu kukenang
berjudul ”Ikut Sang Surya
Keliling Dunia”, kupinjam
dari perpustakaan sekolah, berisi kumpulan
dongeng dari negerinegeri
dan bangsabangsa dunia, mulai
dari Amerika, Asia,
Afrika, sampai Eropa.
Ada dongeng tentang raja Inggris yang menggelar sayembara,
barang siapa bisa jawab
akan diganjar limpahan
harta.
Pertanyaannya sangat
pelik: berapa waktu
yang diperlukan untuk
keliling dunia? Tak ada yang tahu jawabnya, selain seorang cerdik bijak yang bilang:
dua puluh empat
jam. Keliling dunia
cuma dalam dua puluh
empat jam? Mungkinkah?
Dongakkan
kepalamu!, dia berkata.
Lihatlah matahari di atas sana. Berjalanlah mengikuti sang
surya, tepat di bawah sang surya,
berjalanlah bersamanya melintasi
semua penjuru bumi.
Kau akan lewati negerinegeri, gurun luas, padang rumput,
laut lepas. Dakilah gunung, seberangilah sungai, arungilah samudra, alamilah
petualangan. Hanya dua puluh empat jam kau butuhkan, bersama sang
surya kau keliling
dunia. (Agustinus Wibowo, hal. 70)
(Agustinus Wibowo, hal. 138-139)
Aku teringat akan
sebuah puisi kuno
Sanskerta yang bunyinya
kirakira begini:
Dari sekian banyak
ternakmu, kau hanya butuh dua gelas
susu
Dari sedemikian luas
tanahmu, hanya segenggam gandum
Dari sebegitu besar rumahmu, hanya separuh kasur
Wahai manusia,
apalagi yang masih kautuntut? (Agustinus Wibowo, Titik Nol, Hal. 158)
”Kebahagiaan itu tak
pasti. Cuma kematian
yang pasti,”
Rajja berkata. ”Ingatlah akan kematian, itu kunci kebahagiaan.
Berterimakasihlah pada kematian, karena kematian adalah guru terbesar
dalam kehidupan.” (Agustinus Wibowo, Titik Nol, hal. 163)
0 komentar:
Posting Komentar