Rabu, 07 November 2018

November 07, 2018 - , No comments

Jurnal Perjalanan Delegasi Bahtsul Masail MDS Darus-Sunnah

MADRASAH DARUSSUNNAH TURUT MERAMAIKAN BAHTSUL MASAIL DI KEDIRI

Pare, Kediri - Kamis, 08 November 2018 merupakan hari yang tak biasa bagi keluarga besar madrasah Darussunnah Ciputat.

Pasalnya, pada rentang antara Kamis dan Jumat, madrasah Darussunnah Ciputat dipercaya untuk mengirimkan delegasi Bahtsul Masail ke perhelatan Bahtsul Masail yang diadakan oleh Forum Bahtsul Masail Pondok Pesantren se-Eks Kawedanan Pare, Kediri, yang diadakan di Pondok Pesantren Sirojul Ulum, Pare Kediri.

Acara ini berlangsung selama dua hari, Kamis-Jumat 08-09 November 2018 dan dihadiri oleh beberapa delegasi dari pesantren2 di Jawa dan Madura.

Pesantren-Pesantren besar yang akrif berlangganan mengikuti Bahtsul seperti Lirboyo, MUS Sarang, Tebuireng, Ringinagung Kediri ikut meramaikan acara ini.

Pada pembukaan forum Bahtsul Masail Kamis malam pukul 20.00 (08 November 2018), ketua panitia FBMPP, Ust Ainul Huda menyampaikan bahwa Perhelatan Bahtsul Masail ini dilakukan sebagai ajang untuk menciptakan jalinan persahabatan, bukan perkelahian. 

Usai acara ini diselenggarakan panitia berharap agar tercipta silaturahmi keilmuan di kalangan pesantren yang ikut, khususnya dalam bidang pengembangan Bahtsul Masail.

Selanjutnya, pimpinan ponpes Sirojul Ulum Kediri, KH. Said Abdus syukur, berharap bahwa Bahtsul Masail ini kelak bisa berkontribusi untuk pengembangan masyarakat, bisa membawa masyarakat dari kondisi yang kurang terang menuju lebih terang lagi.

Geliat Bahtsul Masail

Pada genda Bahtsul Masail kali ini Pantia menyiapkan 5 permasalahan yang akan didiskusikan oleh para musyawirin (sebutan untuk peserta Bahtsul Masail), dengan durasi diskusi sebanyak  dua jalsah (waktu perkumpulan). 

Jalsah Ula (waktu perkumpulan pertama) dimulai seusai pembukaan yakni pukul 21.00 hingga pukul 24.00. Dalam durasi selama 3 jam tersebut dibahas persoalan hukum menggunakan uang iuran warga untuk keperluan yang tidak disebutkan dalam akad yang disepakati oleh warga saat iuran.

Hingga jam 12 berdentang hanya ada 1 permasalahan yang tuntas terjawab. Menyisipkan 4 pertanyaan lagi.

Acara dilanjutkan dengan makan malam dan istirahat.

Pukul 08.00 hingga 11.00 keesokan harinya, Jumat 09 November 2018, jalsah Tsaniyah (pertemuan kedua) digelar. 

Kali ini para musyawirin membahas seputar hukum sujud bakda shalat tanpa ada sebab apa2 (seperti sujud setelah Sholat hajat). 

Dengan menghadirkan dua ibarot  (pandangan ulama) yang berbeda : kalangan fukoha mengatakan diharamkan (mengutip pendapat Fathul Mu'in) dan kalangan ahli tasawuf yang mengatakan boleh (mengutip pendapat Tabiin bernama Wuhaib, yang dikutip oleh Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin), para musyawirin berdiskusi mengadu pendapat dan ibarot untuk merumuskan perihal perbedaan pandangan Antara kalangan fukoha dan mutashowwifin dalam hal sujud di atas, serta bagaimana cara mencari titik temu antara kedua pandangan tersebut.

Jarum jam menunjuk angka 11 dan 1 permasalahan terselesaikan. Para hadirin dipersilakan istirahat dan lanjut melangsungkan shalat Jumat.

Acara berikutnya adalah penutupan acara Bahtsul  Masail sesuai halat Jumat. Dengan ini agenda Bahtsul Masail yang diadakan antara ponpes perwakilan se Jawa-Madura ini selesai sudah. 

Sebagai delegasi yang masih perlu banyak belajar mengenai kegiatan Bahtsul Masail, santri2 madrasah Darussunnah merasa bersyukur dan bahagia karena telah banyak menimba informasi dan pengetahuan perihal kegiatan merawat khazanah keilmuan Islam, salah satunya dengan cara ber-bahtsul masail.

(JT)

0 komentar:

Posting Komentar

Back to top