Jumat, 02 November 2018

November 02, 2018 - No comments

Kejanggalan di Makam Syaikh Asnawi Banten

Ritual berziarah merupakan hal yang dianjurkan dalam Islam, terlebih jika dilakukan dengan cara mengunjungi makam2 orang saleh, selain mendoakan orang yang sudah wafat tersebut kita juga diajak untuk mempelajari tapak tilas perjuangan tokoh tersebut.

Sudah lazim di tengah masyarakat muslim Indonesia bahwa berziarah ke makam wali Allah merupakan hal yang istimewa. Hal ini pula yang kemudian mendorong kami melakukan ziarah ke salah satu ulama Banten di daerah Caringin Banten yang bernama Sayikh Asnawi.

Syaikh Asnawi merupakan......


Semua berawal saat rombongan acara akad nikah pimpinan pesantren Darus-Sunnah, Ust Zia ul Haramein dan Ustadzah Sari Ratna Dewi, yang diadakan di daerah Menes Pandeglang telah usai. Kami menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Syaikh Asnawi di Caringin, Banten.

Dengan jumlah total 170 orang, kami sekeluarga besar Darus-Sunnah (terdiri dari para dosen, musyrif, mahasantri dan santri) menggunakan 3 bus menuju lokasi Ziarah. Suasana tempat ziarah adalah di pinggir pantai dan terdapat banyak sekali gerai warung (namun kebnayakan tutup), sertta beberapa mushola di lokasi ziarah.

Saat kami memasuki lokasi pemakaman yang berada di bagian dalam, kami harus melewati beberapa kotak amal yang telah disediakan dan dijaga oleh seseorang. Meski mengajak agar kami bersedekah sikhlasnya, namun sikap yang ditunjukkan terkesan memaksa dan tampak seperti hendak mencegah kami lewat. Kira2 terdapat 5 kotak amal yang ditebar sepanjang perjalan menuju masjid berisi pemakaman syaikh Asnawi. Dan semuanya mengatakan bahwa kotak amalnya yag paling resmi.

Kejanggalan demi kejanggalan mulai tampak, terutama ketika kita tidak dupersilakan masuk langsung menuju pemakaman untuk berziarah. Namun kami dikumpukan di dalam masjid, di hadapan kami terdapat 6 pria (muda dan paruh baya), salah satu dari mereka menerangkan perihal biografi kiai Asnawi sambil mengatakan bahwa mereka bagian dari keluarga besarnya.

Dengan kalimat yang tampak sudah dihafal dengan baik, pengurus tersebut kemudian menginformasikan soal dibutuhkannya dana 1 miliar untuk memperbaiki lokasi makam dengan baja ringan. Tidak hanya bantuan berupa doa, pengurus juga mengimbau agar peziarah juga berdonasi dengan uang.

"Pertama, kami

0 komentar:

Posting Komentar

Back to top