November 01, 2015 -
Resensi
No comments


Sekilas Tentang Gajah Mada
Mahamantrimukya (Mahamantri yang mulia) Gajah Mada
dengan nada meyakinkan menggelorakan sumpah palapa, yang isinya hendak
menyatukan nusantara, sebagaimanapun sukarnya.
Agus Aris Munandar, seorang penulis Gajah Mada : Biografi
politik, mnegungkapkan bahwa Gajah Mada adalah sosok kelahiran Bali. Ia
dilahirkan dari sosok prajurit yang dikenang namanya oleh tinta sejarah, Gajah
Pagon. Anggapan saya yang disarikan dari desas-desus orang bahwa Gajah Mada
adalah lahir dari orang biasa tertepis sudah.
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya atau dengan
nama lain Kertajasa Jayawardhana. Kemudian Raden Wijaya meninggal digantikan
oleh anaknya, Jayanegara, yang juga mempunyai nama KalaGemet. Kala Gemet wafat
digantikan oleh ibunya Rajapatni Gayapatri, hal itu karena Jayanegara tidak
mempunyai keturunan. Karena Gayapatri tidak tertarik kepada pemerintahan, ia
melimpahkan kepada anak tirinya, yakni Tribhuanatunggadewi. Setelah Tribhuwana
wafat, dilanjutkan oleh anaknya, yang ditangannyalah kemudian Majapahit mencapai
titik kekuasan yang klimaks, dia adalah Hayam Wuruk.
Gajah Mada, menurut berbagai macam catatan sejarah
diceritakan bahwa ia mengabdi kepada Majapahit mulai dari masa Jayanegara
hingga awal Hayam Wuruk.
Gajah Mada, bermula dari jabatannya sebagai prajurit
Bhayangkara (Hebat, Menakutkan), kemudian beralih ke Ketua Bhayangkara, menuju
Patih, lalu Mahapatih Mangkhubumi, Mahamantrimukya. Pelonjakan martabat itu
diraih karena kegigihan beliau dalam mempertahankan eksistensi Majapahit di
mata dunia.
Namaanya mencuat dengan hebat tatkala ia berhasil
menyelamatkan raja Jayanegara tatkala ada makar yang dilancarkan oleh Ra Kuti,
yang mana ia merupakan kalangan dekat raja, Dharmapytra Winehsuka, semacam
penasihat kerajaan begitu. Dibawanya raja ke desa Badender dan diinapkan disana
sambil kemudian mengatur siasat mengglingkan Ra Kuti yang tengah duduk dengan
pongah di tahta raja di Kedaton.
Ia berhasil menumbangkan Ra Kuti dengan taktik jitunya.
Dalam sebagian catatan sejarah dituturkan bahwa raja
Jayanegara terbunuh atas siasat Gajah Mada. Disuruhnya Ra Tanca, tabib Istana,
untuk meracuni raja saat hendak mengobati raja. Namun, saat raja benar-benar
terbunuh, dibunuhlah ra Tanca oleh Mahapatih Gajah Mada.
Demikianlah Gajah Mada. Dengan ketulusan pegabdiannya ia
dikenang oleh catatan sejarah. Semoga kita mampu meneladaninya.
Darus-Sunnah, 15 Oktober 2015
Caitya, Candi Singasari, Malang, bangunan suci yang dibangun
atas perintah Gajah Mada. Bangunan itu adalah ungkapan kagum seorang Gajah Mada
kepada Kartanegara, Raden Wijaya. Demikian pula Sumpah Palapa yang ia
gelorakan, itu adalah lanjutan dari dwipantara mandala, buah pemikiran raden
Wijaya tentang kejayaan Majapahit.
Gajah Mada kagum pada Raden Wijaya lantaran ia adalah
moyangnya. Gajah Mada adalah anak dari Gajah Pagon, sahabat dekat Raden Wijaya.
Gajah Pagon adalah anak dari seorang selir raja Raden Wijaya.
Pasunda-Bubat. Inilah akhir dari tugas Gajah Mada
sebagai pengabdi kerajaan Majapahit. Akibat ulahnya yang merecokkan perkawinan
antara Hayam Wuruk dengan Putri Dyah Pitaloka lantaran ambisi politiknya tekait
penyatuan nusantara yang begitu menggebu-gebu, maka kemudian Gajah Mada dihukum
oleh Raja.
Raja Sunda dihabiskan diluar Sunda, namun kerajaannya tetap
tak terkalahkan, bahkan saat Majaphit sudah runtuh oleh Tentara Demak, Kerajaan
Sunda tetap berdiri kokoh.
Darsun, 16 Oktober 2015
0 komentar:
Posting Komentar