November 01, 2015 -
Kampus
No comments


Kajian Surat ad-Dhuha ayat 6-11 Dalam Tafsir al-Qur’anul Kariem Karya Aisyah bintu Syathi’
Aisyah bintu Syathi mengkritik dalam tafsirnya perihal
kebanyakan ulama klasik yang menafsirkan ayat jauh dari konteks yang
berlangung. Beliau lebih senang untuk memahami ayat sebagaimana harus dipahami,
yang didukung oleh penalaran sehat dan data yang tersurat.
Dalam memahami kata yatim, dholal, a’ilan, para
mufassir berbeda pendapat. Ada yang pendapatnya mudah dicerna akal, ada pula
yang sukar untuk disatukan dengan nalar.
Ada yang mengtakan bahwa Rasulullah itu diberi kekayaan,
maka itu tidak sejalan dengan sejarah. Nyatanya, Rasulullah Saw saat meninggal
tidak mewariskan harta kepada sanak keluarganya. yang tetap dalam penafsiran
ayat ini adalah, bahwa Rasulullah Saw diberikan kekayaan dengan ketenteraman
hati.
“maka terhadap anak yatim janganglah engkau memaksa” sampai
“dan terhadap rizki tuhan-Mu, bicarakanlah!” pada ayat terakhir adalah
diperuntukkan Allah Swt, perintah untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang
diberikan. Dan dua ayat sebelumnya adalah untuk diterapkan dalam sosialisasi
bersama manusia.
Nikmat terbesar yang didapatkan manusia adalah iman dan
agama. “Bukankah engkau kala itu tersesat namun sesudah itu kau kami beri
hidayah?”
PTIQ, 19 Oktober 2015
0 komentar:
Posting Komentar