Agustus 06, 2015 -
Resensi
No comments


Review Novel "Indiana" Karya Clara Ng.
INDIANA, OH, INDIANA... HEBAT NIAN
DIKAU!
Judul :
Indiana Chronicle –Bridesmaid-
Penulis :
Clara Ng.
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Tempat :
Jakarta
Tahun :
2005
Cetakan : 1
Tebal :
350 Hal
Review-er : Mr.
J.
Saat saya menyusuri rak buku di lantai 2 di kediaman rumah
saya, Bintaro, pandangan tertumbuk pada satu buku novel berwarna Ungu dengan
gambar besar di depannya seorang pendamping pernikahan mempelai wanita bergaun
ungu yang tengah rebah di lantai seraya menggengam seikat unga melati berwarna
putih. Buku itu adalah novel yang ditulis oleh Clara Ng. Dengan judul Indiana
Chronicle –Bridesmaid-.
Novel yang mengisahkan perjalanan seorang perempuan yang
super istimewa ini, Indiana, adalah seri pelengkap dari Trilogi yang ditulis
oleh Clara Ng. Setelah sebelumnya, ia juga menulis Indiana Chronicle versi
Blues & Lipstick, kemudian hadir Bridesmaid sebagai
penyempurna trlogi yang keren ini.
Indiana, tokoh utama yang bermain di lembar demi lembar buku
ini adalah sosok perempuan yang berani untuk menjadi pendamping dua mempelai
perempuan, Karen (menikah dengan Danarto) & Sara (Menikah dengan Onasis)
yang sama-sama sahabat terbaiknya, pada hari yang sama! Pekerjaan yang tidak
mudah dan mampu membuat siapapun keblinger melakukannya.
Perempuan yang juga fobia pada ketinggian ini mendapat tugas
pula sebagai pendamping mempelai wanita, sahabat terbaiknya yang bernama Ilona,
saat menikah di Kanada. Anehnya, Ilona adalah sosok yang menikah dalam status
lesbian. Indiana yang sempat terkejut karena ia akan didaulat menjadi
pendamping sahabatnya yang lesbian dalam melangsungkan pernikahan, pada
akhirnya harus menerima kenyataan. Ia pun mendampingi Ilona menikah dengan
sesama perempuan di negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis, Kanada! Tentunya
sebelum Amerika Serikat membuntuti.
Di Kanada pula, satu daerah yang hanya bisa dijangkau dengan
menumpangi pesawat, meski tenggelam dalam genangan awan. Mana kuat ia dengan
ketinggian?! Maka serangkaian terapi pun dia lakukan demi menghilangan fobia
tersebut. Dan ia berhasil.
Bukan hanya itu, kisah percintaannya dengan sang pujaan hati,
Francis, pengusaha muda yang juga konglomerat, yang kian menggantung tak
menentu. Pada umur ke 30 Indiana belum pula dilamarnya, komentar-komentar bahwa
ia akan menjadi perawan tua adalah musuh yang amat nyata yang menghampirinya
tiap kali ia mendatangi pesta perkawinan para sahabat-sahabat yang telah
mendahuluinya!
Demikian. Clara dengan bahasa yang humoris dan mengalir
deras, membuat kisah Indiana yang secara khusus mengulas kisah suka duka
menjadi pendamping pernikahan dua sahabat terbaiknya dalam satu waktu ini
dengan amat mengharukan.
Bahasa yang agak konyol dan terkesan vulgar kerap muncul di tengah uraian kisah. Alur yang rapih
dan ditutup dengan ending story yang indah membuat novel ini semakin
menunjukkan kejumawaannya. Siap dinikmati segala lapisan pembaca karya fiksi.
Ayo, segera beli, dan rasakan sensasi hebatnya bertualang di
dunia yang benar-benar tak terduga dan imajinatif ini. Lebih jika sekedar menjadi
penawar penat di hati. Jujur, saya pun tenggelam di dalamnya selama 2 hari,
mengapung bersama samudra kata-kata yang tersaji begitu istimewa dalam helaian
lembar demi lembar novel unik ini.
Selamat mengkhidmati...!
Jakarta, Rabu 29 Juli 2015, 22:44
*sekilas kutipan dari novel Indiana yang saya
aggap bernilai lebih :
“Terima kasih kepada orang-orang yang kelihatannya
menyebalkan tapi sebenarnya hatinya baik.” (hal. 188)
“Orang muda ibarat matahari pagi yang menerangi langit, sementara
orang tua ibarat matahari senja yang mengucapkan selamat malam kepada langit.”
(hal. 195)
0 komentar:
Posting Komentar