Agustus 06, 2015 -
Motivasi
No comments


Note From "Notes From Qatar"
Ini adalah langkah-langkah yang ditawarkan oleh Muhammad
Assad, penulis serial Notes From Qatar, yang sukses menggapai impiannya
untuk S1 di Malaysia dan S2 di Qatar, keduanya sama-sama mendapat Full
Scholarship! dalam rangka menggapai cita-cita yang kita dambakan, berikut kata beliau :
Dalam menggapai cita-cita, sebagai umat beragama yang
benar-benar meresapi ajaran yang dibawa agamanya, kita diharuskan untuk selalu
melakukan tiga langkah yang bakal mengantarkan kita menggapai apa yang telah
kita impikan. Terhimpun dalam 3P “Possitive, Presistence,
Pray.”
Possitive : Berpikir positif dalam segala hal.
Hidup tidak selalu beraroma kebaikan dan datang dengan begitu mudah, manakala
datang hal yang menyulitkan dan memberatkan kita, ditimpa masalah bertubi-tubi
maka mantapkan diri dengan mengatakan semua ini akan berakhir! Saat beragam
rintangan datang menerpa, memasung langkah dan membuat manik-mani keringat
bercucuran, yakinkan dalam hati dan positifkan pikiran lalu katakan dalam-dalam
: Saya Pasti Bisa!
Begitu pula yang dipaparkan oleh Muhammad Asad saat mencari
beasiswa, berpikir positif sambil terus melaju dengan Presistence.
Presistence : Yakni berusaha dengan se optimal
mungkin. Berlandaskan pikiran yang positif yang terpancang kuat dalam benaknya,
Muhammad Assad berlari menyonsgong impiannya dengan usaha yang menggebu-gebu. Ditolak
dua beasiswa (Nanyang Technological University “NTU” & National University
of Singapura “NUS”) tidak membuat dirinya terkapar pupus harapan, masih ada
satu pintu lagi yang bakal mengantarnya menuju pintu beasiswa (University of
Technology Petronas “NTP). Semangat belajar di pacu, kerah tangan disingkap,
ikat pinggang dieratkan, Assad belajar bak kesetanan, siang berhiaskan tumpukan
buku-buku, malam tenggelam dalam samudra ilmu pengetahuan. Digerataknya
habis-habisan jika rasa malas datang menggodanya.
Pray : merafal do’a, menghamba kepada sang
Maha Kuasa dengan segenap jiwa. Setelah kita menanamkan pikiran yang posiif
dalam benak kita, kemudian diiringi dengan usaha yang meletup-letup, pada akhir
dari kesemuanya kita wajib melancarkan do’a, meminta kepada sang Maha Kuasa
agar kiranya semua usaha yang kita lakukan bisa berimbas kepada hasil yang
memuaskan.
Do’a tanpa usaha adalah bohong. Usaha tanpa do’a adalah
sombong. Demikian Assad, penulis yang super ini, mengingatkan kita.
Jakarta, 30 Juli 2015
0 komentar:
Posting Komentar