Juli 05, 2015 -
No comments


Meet With Mun'im Sirry
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Pada sebuah malam di Legoso, di
Cafe Takuy, kami anggota IKBAL berkumpul bersama dengan pak Mun’im Sirry, PH.
d. alumni Ponpes Al-Amien Prenduan Madura, sekaligus penulis yang dikenal Liberal yang kemarin baru saja menulis sebuah buku
yang cukup menarik berjudul Kontroversi Islam Awal. Menamatkan gelar doktor
nya di sebuah Universitas di Chicago.
Dalam kalimat panjang yang dia
uraikan, ada beberapa hal yang saya catat :
Untuk memahami sebuah aliran, anda harus masuk dan terlibat di dalamnya. Beliau pernah ingin mendalami gerakan salafiyah, maka kemudian beliau memasuki gerakan tersebut dan berusaha melebur di dalamnya. Tanpa ada tendensi dan keraguan saat menyelami doktrin yang tengah dia perdalami.
Bahkan beliau
sempat masuk ke dalam barsan kaum fundamentaslime di Pakistan, ikut latihan
perang, menembaki replika musuh di angkasa dengan sbeuah basoka yang
besarnya lebih raksasa dari bahunya yang melekat di pundaknya. Pengalaman yang
amat menarik untuk diingat kata beliau adalah saat ia berusaha menembakkan basoka
tersbut maka saking apinya yang keluar terlalu besar dari mulut basoka,
maka membakar alisnya yang sebelah kanan dan menghanguskannya.
Ini adalah sebuah
harga yang harus dibayar untuk sebuah pendalaman
Tak lama setelah itu, ia berpindah ke aliran wahabiah. Saat-saat ia berkutat dengan paham yang
diusung oleh Abdul Wahab ini ia benar-benar meraskan ketenangan, karena dengan
langsung ia berinteraksi dengan dua kitab utama milik umat islam yang teramat
kokoh, Al-Qur’an dan Hadits. Namun,entah karena alasan apa, ia mulai jenuh dan
semakin janggal untuk diterima akal.
Beliau juga
memaparkan alasan mengapa umat wahabiah begitu konservatif dan cenderung
memaksa siapun agar masuk ke dalam pemahamannya. Itu dikarenakan mereka pun
ternyata dipaksa oleh guru-guru mereka, dan guru-guru mereka diancam oleh para amir-amir
kerajaan. Maka ini merupakan tindakan intimidasi pemahaman keagamaan berantai
yang dilakukan oleh kaum puritan tersebut.
Konsep kenabian antara islam berbeda dengan kristen. Dalam Islam
Nabi dikenal sebagai sosok pembawa wahyu yang bertugas untuk menyebarkan
risalah kepada umat manusia dan mereka merupakan orang yang maksum, yang telah
dijaga oleh Allah Swt dari dosa-dosa. Sedang dalam kristen adalah tidak. Maka
dari itu, kita dapati dalam beberapa literatur dalam alKitab menyebutkan bahwa
Nabi Daud as pernah menyetubuhi tetangganya, dan lain sebagainya.
Bagi mereka
(nasrani) konsep seperti itu adalah benar. Karena Nabi yang memiliki kesamaan
dengan manusia, yakni sama-sama berstatus sebagai orang yang memiliki dosa,
bisa lebih diterima ketimbang Nabi adalah sosok mnausia pilihan laksana
malaikat yang tak bisa disepadani dengan manusia biasa.
Padahal tidak
demikian. Nabi yang Allah utus untuk manusia merupakan sebuah suri tauladan
yang harus dicontoh oleh manusia demi tercapainya kebaikan, maka tentunya ia
harus berasal dari manusia pilihan. Bukan hampa akan dosa, mereka juga
sama-sama bisa berbuat kesalahan, hanya saja Allah telah mengaturnya agar dosa
dan kesalahan yang mereka lakukan tidak berdampak negraif atas perintah para
Nabi sebagai penyampai wahyu dan juga sebagai tokoh panutan umat manusia.
Toleransi adalah mentolerir apa yang tidak sejalan dengan hasrat
kita.
Cafe Takuy, Legoso, Rabu
Malam 10 Juni 2015
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar