April 02, 2015 -
No comments


Tenangkan Hati, Kondusif-kan Situasi, Menulis-lah...!
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Menulis adalah ritual suci yang bisa dilakukan
oleh semua manusia dari berbagai lapisan. Untuk bisa menulis tidak ada syarat
mutlak yang diwajibkan untuk memenuhinya. Siapkan pena dan gores sesuka jiwa,
biarkan mengalir dengan deras, tumpahkan segala rasa yang selama ini hanya memendam
di dada saja. Anda sudah menulis.
Mengapa saya katakan bahwa menulis adalah
sebagai salah satu ritual suci? Menulis dengan keajaibannya yang dimilikinya bisa
membuat manusia menjadi lebih abadi dari sekedar abadinya susunan tulang dan
tumpukan daging yang melekat di tubuhnya.
Menulis yang juga identik dengan penyebaran
ilmu mampu menjadikan kegiatan ini menempati posisi mulia, karena tanpa kita
sadari sebuah peradaban tak akan mampu bersinar begitu gemilang tanpa ada
sumber tulisan yang cemerlang dan autentik.
Islam misalnya, kalaulah tidak ada al-Qur’an
sebagai tulisan yang sarat inspirasi sebagai rujukan dan pedoman kehidupannya,
maka tak akan berkilau begitu secemerlang saat ini. Susunan kata dan kalimatnya
yang penuh kekuatan mampu menggelorakan semangat bangsa Arab yang mulanya hanya
dikenal sebagai orang gurun yang tak dikenal sejarah mampu berkuasa jauh sampai
ke Spanyol dan Afrika.
Demikian, sekilas tentang tulisan. Tulisan yang
indah dan penuh makna serta kaya daya pikat mempunyai nilai lebih di hati para
pembaca. Ibarat kata-kata yang manis yang keluar dari bibir sang kekasih, ia
akan melesak masuk ke dalam jiwa sang kekasih dengan lembut dan meninggalkan
kesan mengasyikkan.
Atau ibarat seorang pimpinan pasukan, dengan
kata-katanya yang lantang dan membahana, mampu menggetarkan hati pasukan untuk
berjuang dengan semangat yang membara. Untaian kalimat yang keluar laksana
cemeti yang mencambuk kesadaran prajurit agar terus maju melibas lawan sampai
tetes darah terakhir demi membela negara dan tanah air.
3 Cara Memperindah Tulisan
Setidaknya ada 3 langkah yang bakal
mempercantik tutur kata kita di atas kertas, merampingkan bentuk tubuh tulisan,
meningkatkan daya rangsang pembaca saat mencoba menyetubuhi goresan pena kita
yang hitam dan molek dipandang.
Pertama, Kondisi Hati yang tenang.
Menulis adalah rangkain kegiatan mengeluarkan
suara yang aslinya bersemayam di dalam hati menjadi rentetan kata-kata. Inspirasi
dan semua yang berkecamuk dalam hati bisa muncul ke permukaan sebagai tulisan
dengan bentuk yang amat beragam. Ada yang menggelegar, mempesona, membangun,
memikat, bahkan ada juga yang berwujud biasa saja tak indah dirunuti
aksara-aksaranya dan hanya akan menimbulkan kebosanan semata.
Atas dasar ia keluar dari hati, maka
pengkondisian warna hati agar memiliki tampilan semenarik mungkin merupakan bagian
terpening yang tak bisa dilupakan. Panorama yang berlangsung di hati akan
berpengaruh banyak atas rupa tulisan yang akan kita gubah. Semisal kita ingin
mandi menggunakan air dalam tandon/drum di atas rumah, agar air yang sampai ke
kita bersih hal yang terutama harus diperhatikan adalah bahwa sumber dimana kita
mengambil air itu harus senatiasa dibersihkan dan dipelihara sebaik mungkin. Berikut
selang penghubung yang rajin dibersihkan.
Singkapkan permasalahan yang mengganjal dan
cari solusinya terlebih dahulu sebelum anda melakukan ritual suci menulis. Tebas
jelaga-jelaga yang mendekam di sudur-sudut hati, kemudian berkaryalah. Dengan
demikian Insya Allah rangkaian kalimat yang keluar pun menjadi lebih teratur
dan lebih bisa diterima oleh hati banyak orang.
Kedua, Situasi yang nyaman.
Bisa berupa waktu, carilah momen yang pas
dimana hati terdalam anda mengatakan siap dan mengangguki kesangupannya untuk
membantu tangan-tangan anda menari di atas not-not keyaboard, mengruai rasa
menjadi tulisan yang bermakna.
Bisa berupa tempat, carilah lokasi yang pas dan
sreg yang menurut hati anda semua semesta akan mendukung kualitas
tulisan anda jika anda melahirkan karya di tempat tersebut. Cari ketenangan
situasi, jauhi hingar-bingar sekitar anda, kecuali jika anda adalah orang yang
pandai bermeditasi di riuh-ramainya aktivitas manusia.
Adalah lebih utama kalau anda mau mengagendakan
keduanya. Buat daftar dimana dan kapan anda akan menulis. Seleksi semua opsi
yang ada dan cari yang terbaik dari yang berkualitas. Rutinkan dan ciptakan
ketenangan saat anda berada di dalamnya, anda akan menjadi orang berbahagia.
Ketiga, Editing yang cermat.
Meski sudah melintasi dua langkah yang penting
di atas, manusia tetaplah manusia, dentuman jiwa yang sudah digaungkan menjadi
tulisan tidak semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran dan kaya pengkhidmatan.
Kemungkinan masih adanya kelalaian dalam rimbun kata-kata yang telah digubah
masih terbuka.
Entah itu kesalahan pengetikkan atau subtansi susunan kalimat
yang kurang mengena.
Maka, solusinya adalah dengan memforsir kembali
tulisan kita semenjak awal huruf tulisan kita bermulai, hingga akhir huruf yang
menutup tulisan. Revisi jika ada kekeliruan, Rehabilitasi jika ditemukan
kecacatan, dan balajar bijaksana menyikapi kekurangan.*
Perpustakaan Institut PTIQ Jakarta, Kamis 02
April 2015. 13:48
*Tulisan ini untuk pribadi. Mencoba menasehati
diri sendiri. Yang sering khilaf dan susah berhenti meng-Khilafi diri. :)
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar