April 07, 2015 -
No comments


Orisinalitas Tafsir
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Al-Qur’an yang orisinil
maknanya dari Allah itu ya al-Qur’an itu sendiri. Bukan yang lain.
Sebagaimana dituturkan oleh Ibu
Dr. Nur Rofi’ah dalam satu kesempatan :
“Telah berkunjung saya ke
berbagai kitab tafsir al-Qur’an, mengembara ke beragam literatur yang mengulas
makna ayat-ayat al-Qur’an untuk mencari penafsiran yang murni yang hendak
disampaikan oleh sang empunya al-Qur’an itu sendiri yakni Allah Swt, namun
semua nihil dan berakhir dengan kebuntuan.”
“Ketika saya datangi tafsir
al-Manar maka yang saya dapatkan adalah al-Qur’an versi Rasyid Ridha &
Muhammad Abduh. Saya beranjak ke Mafatih al-Ghaib, tapi yang saya temui di
dalamnya adalah al-Qur’an menurut Muhammad Fakhruddin Ar-Razi. Lalu saya coba
kaji tafsir al-Misbah, malah saya menemukan Al-Qur’an dalam pandangan Quraisy
Syihab.”
“Dan banyak lagi yang saya jumpai
dari berbagai kitab-kitab yang khusus memberikan penafsiran ayat-ayat Allah
(Al-Qur’an), namun berkali-kali pula saya menemukan ketidak-puasan, saya gagal
mendapati makna al-Qur’an yang benar-benar orisinil dari Allah Swt. Akhirnya
saya ingin menafsirkan sendiri, saya buka al-Qur’an saya kaji dan arungi, namun
yang saya temui adalah al-Qur’an menurut versi saya sendiri.”
“Akhirnya, saya berkesimpulan
bahwa tafsir al-Qur’an yang hakiki itu yang ada dari Allah sendiri, ya dalam
al-Qur’an yang sering kita baca itu, tanpa ada intervensi pihak kedua.” (1)
Tambahan saya :
“Saya berpendapat bahwa ternyata
ada tafsir yang orisinil dari Allah selain apa yang tercantum dalam al-Qur’an
itu sendiri. Yakni seperti yang kita jumpai di berbagai kitab tafsir dengan
menggunakan hadits-hadits Nabi sebagai penjelas makna ayat. Bukankah Nabi
diutus salah satu fungsinya adalah sebagai penjelas apa yang termaktub dalam
al-Qur’an (lihat an-Nahl : 44). Dan pula, Nabi tidaklah berkata tentang sesuatu
kecuali itu dituntun oleh Allah, ungkapan Nabi adalah wahyu. Maka, dari sini
bisa dibulatkan, bahwa mufassir manapun yang menjelaskan al-Qur’an dengan
menggunakan hadits-hadits Nabi sebagai penjelas sejatinya ia telah menggali
penafsiran yang orisinil sejalan-selangkah dengan apa yang dimaksud oleh sang
pemilik kalam mulia itu sendiri, Allah Swt. Karena apa yang disampaikan oleh
Nabi itu datangnya dari Allah Swt sendiri.”
Darus-Sunnah, Selasa 07 April
2015. 21:09
(1) Dari perkataan Ibu Dr. Nur
Rofi’ah, Dosen Wacana Tafsir Kontemporer, Institut PTIQ Jakarta Fakultas
Ushuluddin Jurusan Ilmu Qur’an & Tafsir Semester 4. Pada hari selasa 07
April 2015.
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar