Maret 21, 2015 -
No comments


Semua Sudah Di-Kadarkan . . .
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Jalan
takdir yang sudah digariskan oleh Allah itu amat rinci dan sudah di-SK dengan
banyak perhitungan, dan sudah pasti mengandung hikmah buat hamba-Nya.
Kita
Ahlussunnah bukanlah Qodariyyah, yang menganggap bahwa semua ketentuan dan
garis kehidupan itu semuanya sudah diatur oleh Allah Swt., yang dengan demikian,
manusia hanya menjadi makhluk pasrah, tanpa punya andil sedikitpun mengubah
jalan hidupnya.
Dan,
kita juga bukan Jabariyyah, kelompok yang menganggap bahwa manusia mempunyai
hak preogatif dalam menentukan takdir hidupnya, maka Allah tak ikut andil untuk
menanganinya, apa yang kita usahakan itulah apa yang akan kita raih, tak ada
kekuatan di luar kendali kita, kitalah yang berhak memegang setir dan terserah
kita hendak dikemanakan kendaraan melaju.
Setelah
mengembara kemana-mana, kita tetaplah Ahlussunnah. Golongan yang meyakini bahwa
Allah memang memiliki garis tertentu untuk mengatur jalan kehidupan manusia,
namun itui tidak berarti manusia tidak memiliki campurtangan di
dalamnya, manusia sedikit punya daya untuk mengubah arah kehidupannya sendiri.
Allah
yang Maha Perkasa itu memberikan akal dan hati kepada manusia untuk berpikir
tentang mana yang baik dan harus dikerjakan, dan mana yang buruk dan harus
diitnggalkan. Selain diberikan dua senjata pembeda itu, Allah utus
beberapa utusan dari hamba-hamba-Nya yang terpilih untuk mengingatkan manusia
kalau mereka lupa, untuk mengentakkan kesadaran manusia tatkala kebanyakan kita
sudah hilang dan lenyap di bawa ke alam bawah sadar oleh Syaithan dan para
kerabatnya.
Dia
berikan pilihan, kitalah pemain utama yang berhak memilihnya. Baik kebaikan
atau keburukan yang kita ambil, itu hak kita. Semua beresiko dan telah diatur
sesuai dengan kadarnya. Yang mengambil paket keburukan, seperti mencintai
dunia, maka kesenangan dan umbar syahwat selalu
dilaksanakan, tak pernah ada puasa dalam hidupnya, hidup di jalani semaunya,
seenak udelnya. Tak ada duri dan onak yang hadir di jalan yang dilaluinya.
Begitu
pun dengan mereka yang memilih paket kebaikan untuk diterapkan dalam
kehidupannya. Maka tantangan dan rintangan pun makin terasa ganas menggilas,
puasa terhadap murka-Na harus senantiasa dilakukan dan dikembangkan, hidup
harus dipola dengan sebaik mungkin, agar cita dan tujuan bisa tergapai dengan
optimal.
Maka,
jelas alasannya mengapa kemudian Allah memberikan ganjaran surga bagi hamba-Nya
yang taat, dan menjerat hukum bagi yang durhaka. Allah sudah berikan pilihan,
tentang kebaikan dan keburukan, maka terserah manusia untuk menentukan
pilihannya. Fair, bukan?
Jika
demikian, maka tinggallah kita insyaf diri dan me re evaluasi segala
tindak-tanduk perbuatan kita. Apakah selama ini kita masih meniti jalan yang
benar, atau sudah doyong ke jalur lain, ke jalan yang salah, dan bagaimana jika
kita melakukan semua tanpa kesadaran total dalam diri kita?
Ya Allah bantu,
Amien.
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar