Sabtu, 28 Februari 2015

Februari 28, 2015 - No comments

Langkah Menuju Keberuntungan

السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته

Setiap manusia pasti pernah terlibat dalam sebuah masalah yang menyulitkan, ini adalah sifat alamiah yang pasti dimiliki oleh sosok  yang masih mengandung nyawa dalam dirinya.  Sederhananya, selama anda masih hidup, anda akan terus kedatngan sebuah dinamika kehidupan yang bernama masalah.

Banyak ragam manusia dalam menyikapi hal demikian. Ada yang tampak kokoh bak sebuah tebing raksasa di pegunungan yang menjulang dan berwibawa, sehingga angin yang menghempas sekencang apapun tak akan mampu menggoyahkannya. Ada yang sedang, tampak seperti sebuah pohon Bringin, jika angin menerpanya, terkadang ia doyong terombang-ambing, dan terkadang ia kuat tak terpengaruh dengan hempasan. Dan yang terakhir, ada yang juga ringkih laksana pohon pisang, ia mudah goyang jika datang hembusan angin dengan skala sekecil apapun.

Ragam yang banyak tersebut bukanlah murni bawaan dari masa kecil, atau turunan dari orang tua. Akan tetapi, ia lebih kepada semacam pelatihan dan pengembangan diri dalam mengatasi sebuah masalah. Juga berkat lingkungan sekitar yang mendukungnya untuk beraksi demikian.

Seorang yang hidup di tengah lingkungan atau keluarga yang amat menghargai perjuangan, maka akan dengan mudah menemukan kepribadian yang kokoh tatkala berhadapan dengan masalah dalam hidupnya, setiap ia gagal dalam menakhlukkan sebuah masalah, orang tua dan kerabatnya tak kunjung menyalahi dan menuding bahwa 100 % adalah kesalahan dia, akan tetapi selalu berusaha menasehati dan memotivasinya dengan nada meyakinkan bahwa masalah adalah bagian dari hidup, maka dari itu, anda harus optimis menatap masa depan, jangan pernah trauma terhadap kegagalan, karena siapa yang rajin bekerja keras menakhlukkan rintangan kelak ia akan menoreh keberhasilan yang gemilang.

Lain halnya dengan seorang yang hidup di tengah komunitas yang amat tak menghargai hikmah sebuah kegagalan. Kegagalan yang terjadi dianggapnya sbeuah malapetaka yang nista yang jika seseorang menderanya maka akan hina dina tak terkira. Maka, hasil yang didapatkan pun akan berlainan, ia akan terbiasa dan bakal gemar sekali untuk menyalahi dirinya sendiri tatkala mengalami sebuah kegagalan yang menimpanya. Ia tak akan henti-hentinya untuk mencoba membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain yang dalam pandangannya lebih beruntung darinya, pandanganya tentang masa depan pun terkesan pesimis dan kabur.

Tapi, tahukah anda, bahwa ternyata kita manusia yang diberikan akal pikiran oleh Tuhan, mampu menjadikan hal di atas bukan sebagai salah satunya tolak ukur keberhasilan. Kita yang diberi sebuah otak dan hati cemerlang oleh Tuhan mampu menjadikan pelecut semangat itu melakat dalam diri kita, tanpa perlu campurtangan orang luar. Inilah yang sering kali disebut dengan kekuatan internal, dan inilah sebenarnya yang amat menentukan keberhasilan seseorang. Ia miliki cara pandang sendiri tentang masa depan yang optimis, penuh kepercaya-dirian, tak mudah goyah, dan berpengalaman menjinakkan sebuah masalah hatta  yang dikira orang banyak tak akan pernah terselesaikan.

Adapun caranya dengan banyak mengkaji semua rentetan kehidupan. Banyak membaca, teks atau konteks. Rajin mendengar semua sinyal yang bermanfaat buat pengayaan kualitas diri. Gemar menyimak tanda-tanda yang tersirat dari apa yang terjadi di sekitar anda. Dan perhatikan bagaimana waktu yang mengalir begitu cepat di tengah-tengah kita, sehingga dengan demikian, tentunya anda tak akan main-main dengan kehidupan yang ternyata sangat singkat ini.

Hal yang tak kalah penting yang harus benar-benar diperhatikan adalah tentang kedekatan kita dengan Yang Maha Berkehendak Atas Segala Sesuatu. Perbanyak do’a dan sedikitkan dosa. Setiap upaya yang kau kerahkan untuk mengatasi sebuah masalah atau hendak mencapai sebuah tujuan, maka barengi dengan tawakkal, pasrahkan semua pada-Nya.

Bahkan, penulis condong untuk menempatkan do’a dan tawakkal ini sebagai barang nomor 1 yang harus diperhatikan diantara semua langkah yang telah ditetapkan barusan.

Wallahu A’lam

Sekian, dan terima kasih.


Darussunnah, Ahad 01 Maret 2015.


 السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته

0 komentar:

Posting Komentar

Back to top