Januari 02, 2015 -
Majelis Sastra
No comments
Daya Menulis Yang Meledak-Ledak Menghasilkan Jutaan Serpih Manfaat!!!
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Meluangkan waktu kosong dengan
menulis memang mengasyikkan. Dengannya kita bisa melatih kata dan mengisi
makna. Banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan menulis, di era modern
dewasa ini, kegiatan menulis merupakan bahasa komunikasi antar sesama yang amat
jitu selain dengan oral. Maka satu hal yang bisa mengantarkan kita mendapatkan
komunikasi sosial yang efektif saat ini adalah dengan memperbaiki daya dan esensi
kekuatan tulisan kita.
Menulis adalah bagaimana cara
kita menggambarkan sebuah gagasan yang bersarang di kepala di atas sehelai
kertas, menuangkan ide yang bergejolak di dada ke atas lembar putih, atau
mengeluarkan yang bergejolak di dalam hati lewat guratan pena yang menggaris
aksara untuk kemudian ditilik lebih lanjut bagaimana perihal rasanya.
Seorang penulis adalah sosok yang
bisa berarti banyak. Ia bisa menjadi pahlawan, penjahat, penolong, pendobrak,
dan lain sebagainya. Dikatakan bahwa di negeri Adidaya Amerika Serikat bahwa komunitas jurnalis merupakan sosok yang
ditakuti keberadaanya, karena lewat tangannya berjuta rahasia milik Negara bisa
dobongkar hanya dengan menorehkan beberapa kata saja di atas media pemberitaan.
Kicaunya begitu menggema dan mampu mendirikan bulu roma.
Seorang penulis seperti Michael
Hart, penulis 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah, telah
berani dengan lantang mengumandangkan satatement penilaian para tokoh dunia
dengan berurutan sesuai pengaruh dan hasil sumbangsihnya kepada sejarah, beliau
dengan kepiawaiannya dalam ilmu sejarah melakukan dengan rentetan argumentasi
yang menakjubkan! Maka, sontak saja buku tersebut selain menjadi buku
ensiklopedi tokoh sejarah dunia yang laris di pasaran, juga mendapat sambutan
pujian, plus protes kontroversial dari berbagai pihak.
Seorang penulis Dewi Lestari
dengan kelihaiannya bisa menggabungkan sebuah kisah percintaan, persahabatan,
perjuangan, dan kesetiaan menjadi satu tertuang dalam Perahu Kertas-nya.
Maka ketika novelnya yang begitu laris itu diangkat ke layar lebar, jutaan
pengunjung ikut terseret ternhanyut menyaksikan kisah tersebut. Belum lagi
dekat-dekat ini, masih dengan penulis yang sama dan novel berbeda, Supernova.
Gabungan cinta dan sains yang merupakan tema besar perfilman novel ini telah
menjadi mahakarya yang mampu menarik minat jutaan pasang mata insan Indonesia
untuk sekedar menghayati jalannya kisah tersebut.
Begitu juga dengan apa yang
dialami oleh penulis kesohor seperti Habiburrahman, Asma Nadia, Buya Hamka,
Andrea Hirata, dan banyak lainnya. Yang dengan menulis akhirnya mereka bisa
menciptakan kata-kata dalam hati yang tersembunyi, menjadi tontonan umum yang
bisa dirasakan oleh semua pihak.
Masih banyak lagi kisah tentang
kehebatan dan manfaat raksasa yang dihasilkan dari kegiatan menulis. Apalagi
jika kita mentakzimi betul apa yang dikatakan Pramoedya Ananta Toer
bahwa tulisan bisa mengabadikan kita!
Maka menulis kiranya amat berguna
bagi mereka yang tengah berada dalam kekosongan, gunakan waktu dengan
mengalirkan kata-kata menjadi sebuah makna yang terbentang di atas lembaran
cerita!
Maka bisa dibayangkan, jika saja
kita diberi waktu 3 bulan untuk melakukan liburan kampus, bisalah kita gunakan
untuk mengasah naluri kepenulisan kita, atau mempertajam ujung pena kita agar
setiap kata yang keluar darinya bisa dengan mudah menghunjam dada pembaca, dan
akhirnya keterkaparan mereka-lah yang menjadi harapan terbesar kita.
Terus berkarya bukan demi
popularitas semata, tapi karena disanalah letak kesenangan dan timbulnya jiwa
pengabdian kita, jadikan layaknya sebuah baju bagi tubuh manusia, yang tanpanya
bisa menjai aib.
Menulis atau ditulis... untuk
kemudian menjadi abadi...! J (An-Naml, 02 Januari 14, 16:34)
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar