Mengapa Membaca Itu Penting?
Mengapa
Kegiatan Membaca Itu Penting?
Apa hal seragam yang dilakukan oleh Bill Gates, Oprah Winfey dan
Barrack Obama? Kendati mereka memasuki bidang yang berbeda satu sama lain,
mereka memiliki kecintaan yang sama terhadap kegiatan membaca. Faktanya, Gates
mampu menamatkan setidaknya 50 judul buku dalam setahun! Hal ini melampau
jumlah rata-rata baca masyarakat Amerika yang hanya 12 judul pertahun.
Mereka adalah yang mampu membenamkan diri ke dalam lembar demi
lembar serta sampul buku atau menghabiskan waktu mereka dengan Kindle (gawai
khusus baca buku elektronik), hal ini bukan karena untuk membuat orang lain
terkesan. Sebagai gantinya, mereka tahu bahwa aktivitas ini menyediakan
keuntungan yang akan berdampak kepada karir mereka secara khusus ataupun
kehidupan mereka secara umum.
Untungnya, anak bisa diajak enjoy demi mendapatkan keuntungan
sama, di mana mereka bisa dirangsang agar gemar membaca. Berikut beberapa
keuntungan yang bisa didapat dari kegiatan membaca :
1. Reading Exercises the Brain (Membaca Melatih Otak)
Sekilas, kegiatan membaca sama dengan kegiatan ringan lainnya, mungkin
seperti menonton Netflix. Realitanya, membaca menuntut kerja otak yang lebih
keras – dan itu bagus, hal ini setidaknya yang dikatakan oleh studi di Haskin
Laboratories.
Saat seseorang membaca, hal tersebut melibatkan banyak area otak
yang bekerja, yakni saat mereka diasup oleh bahasa, visi dan muatan pelajaran
dari hasil membaca. Sebagaimana dikatakan peneliti, aktivitas tersebut menguatkan
daya khayal seseorang dan meningkatkan daya kreativitas untuk memahami sebuah
narasi.
Bagaimanapun, membaca tidak seperti kegiatan lain seperti membaca
audiobook atau menonton film, membaca mempekenankan penikmatnya untuk jeda,
berpikir dan memproses informasi yang didapat.
Gantinya, semua bagian otak terlibat karena tubuh akan memberi
instruksi kepada seluruh tubuh agar menjadi tajam dan gesit. Dalam kata lain,
mereka yang rutin membaca akan sigap untuk menerima dan belajar hal baru atau
hal-hal lain yang update.
As expected too, reading, especially beginning at a young age, can
help children build a massive vocabulary. And it turns out those who have this
skill may perform better academically as they grow older. They may even land
jobs more quickly since extensive familiarity with words can make them
effective communicators.
Sebagaimana diharapkan, membaca, seyogyanya dimulai saat masa muda,
hal ini bisa membantu perbendaharaan kosakata sang anak. Membaca mmapu mengembangkan
keterampilan akdemik, dan menjadi teman tumbuh dewasa. Mereka memiliki potensi
mendapat kerja lebih cepat saat familiar dengan perbendaharaan kata-kata dan
menjadikan mereka lebih efektif dalam berkomunikasi.
2. This Activity Helps Build the Child’s Social Skills (Kegiatan Membaca Mmebantu Membangun
Keterampilan Sosial Anak)
Kendati anak-anak diajak untuk membaca pada saat di sekolah,
membaca perlu menjadi kegiatan khusus tersendiri. Kemudian, bagaimanakah cara mengaplikasikan keterampilan
tersebut?
Banyak pakar percaya bahwa membaca membantu sang anak mengembangkan
empatinya. Untuk seseorang yang hendak menyampaikan apa yang disampaikan oleh
buku, barangkali mereka menginginkan menjadi karakter. Saat proses, mereka
berlatih untuk menjadi seseorang yang lain.
Mereka yang membaca juga belajar memulai diri mengakui emosinya
yang bukan hanya karakter yang terasosiasi dengan diri mereka, akan tetapi juga
yang lain. Penerimaan yang bersifat gradual dan pemahaman atas seseorang
mungkin membuat mereka membangun pertemanan yang baik. Seorang pemuda lazimnya
mudah kehilangan semangat hidupnya dan mereka belajar tentang kebaikan dari
kesabaran, kemurahan hati dan kepedulian sejak ini.
3. Reading May Help Children Cope with Daily Stress (Membaca Mampu Membantu Anak Menghadapi
Strees Harian)
Stres tidak mendiskrimanasi siapapun, tapi ia bisa menjadi masalah
bagi sang anak :
Anak-anak dan remaja mungkin tidak memahami konsep stress secara sempurna.
Mereka mungkin tidak peduli terhadap apa yang mereka alami.
Anak-anak mungkin tidak memiliki kata yang benar atau pengalaman
yang cukup untuk menggambarkan apa apa yang mereka akan lalui menuju dewasa
Anak-anak mungkin tidak akan mengenal stree jika orang dewasa di
sekelilingnya mampu menangani mereka secara luar biasa.
Beruntungnya, hari ini, orangtua dan guru bisa menerapkan banyak
strategi untuk membantu anak mengahadapi stress dan melenyapkannya bahkan saat
ia dewasa. Mmebaca adalah salah satu di antara strategi tersebut.
Dalam studi yang dilaksanakan oleh Journal of College Teaching and
Learning pada 2009, membaca setengah bahkan satu jam mampu mengurangi stress,
hal tersebut termasuk detak jantung yang cepat, darah tinggi dan perasaan
galau. Ini menjadikan kegiatan membaca sama efektifnya dengan kegiatan yoga dan
humor, yang keduanya berfungsi untuk menenangkan seseorang.
Pertanyaannya adalah bagaimana menjadikan membaca non-fiksi mampu
menyediakan tempat pelarian masalah kontemporer atau penambah keterampilan,
yang mana mereka mengekspresikan kegalauan mereka ke jalur yang lain. Dalam
beberapa waktu, jika mereka rutin membaca buku fiksi, mungkin saja buku akan
menawarkan mereka strategi untuk membantu mereka memecahkan permasalahn, karena
adanya kesamaan kasus.
Supporting and Encouraging Kids to Read (Dukung dan Libatkan Anak
Untuk Membaca)
Membaca memang membantu mencerdaskan, meningkatkan intelektual dan
melengkapi keterampilan sosial anak. Tapi sekolah kita juga peduli bahwa
aktivitas ini (membaca) memiliki tantangan melawan dominasi sosial media,
Youtubem Netflix dan aplikasi lain. Bagaimana cara kita memotivasi mereka untuk
mengambil buku dan mengeksplor keindahan kata-kata yang terangkum dalam
lembaran buku?
Setiap tahun Mentari Intercultural School (MIS) memotivasi berbagai
siswa dari berbagai umur agar berpartisipasi di acara Kidpublishing
Storytelling dan Story Writing Contest, di mana di dalamnya mereka bebas
mengekspresikan imajinasinya dan kreativitasnya yang tanpa batas. Aktivitas-aktivitas
tersebut juga memelihara keterampilan mereka dalam public speaking.
The famous abolitionist Frederick Douglass once said that of a
person learns to read, then they will be free forever. That can never be truer.
The worlds the students can travel, the characters they meet, and the lessons
they learn can be endless.
Bersamaan dengan ini, kami memperhatikan dan mengapresiasi buku
yang mereka tulis dan menghidupkan semangat mereka. Melalui cara ini, mereka
akan lebih bersemangat untuk menulis dan membuat cerita lebih banyak lagi.
Seorang terkenal Frederick Douglass pernah berkata bahwa seseorang
yang belajar dan membaca, mereka akan merdeka selamanya. Perkataan tersebut
tidak selamanya benar. Dunia pelajar bisa berkelana, karakter-karakter mereka
bertemu dan pelajaran-pelajaran yang mereka pelajari tak akan pernah habis (?).
Sumber : https://www.mentarischool.com/news/blog-post-title-four-77web-gy6x2-9ypfk-s495h
Ruang Samping Satgas, 15 Juli 2021
0 komentar:
Posting Komentar