Desember 26, 2015 -
Renungan
No comments


Met Hari Ibu!
“Anak-anak, memakai jilbab itu
wajib hukumnya,” tukas seorang ustaz kepada muridnya di sebuah pengajian. Puluhan
pasang mata mengerjap-ngerjap antusias menyimak sang guru memberikan petuahnya.
Jam akhir pelajaran berdentang,
semua murid pulang. Setibanya di rumah kebanyaan siswa langsung melepas
kerudung masing-masing. Dengan berbagai dalih, mereka menanggalkan pakaian yang
diwajibkan oleh agama tersebut. Dengan bangga dan tanpa rasa bersalah mereka
bermain bersama teman-temannya yang lain dengan kepala terbuka tanpa jilbab
yang melindunginya.
Loh, adakah yang keliru dari
anak-anak itu? Bukankah tadi sang ustaz sudah memeringati bahwa jilbab itu
hukumnya wajib. Di kelas mereka juga sudah diberitahu, bahwa wajib dalam agama
adalah sesuatu yang jika dikerjakan mendapat pahalan namun jika ditinggalkan
maka akan mendapat dosa. Lalu mereka lebih memilih untuk menanggalkan jiilbab
yang mereka kenakan saat pengajian ataupun saat shalat dilakukan? Bukankah
jilbab itu diwajibkan bagi kaum hawa di semua keadaan, bukan hanya saat
melakukan shalat ataupun mengikuti ritual keagamaan?
Usut punya usut ditemukanlah jawabannya.
Rupanya orang tua sang murid yang
menanggalkan jilbabnya itu juga tidak mengenakan jilbab. Pantas kalau sang anak
mengikutinya. Orang tua adalah tauladan bagi sang anak. Saat orang tua
melakukan kebaikan maka sang anak akan belajar menirunya. Saat orang tua
melakukan keburukan maka sang anak akan berusaha mengikutinya. Orang tua adalah
guru bagi sang anak dalam arti yang sebenarnya. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru.
Bukan hanya soal jilbab, perkara
shalat pun demikian. Se-berapi-apinya sang ustaz menyampaikan soal kewajiban
shalat kepada sang anak yang orang tuanya tidak shalat, maka ia tak akan menuai
hasil memuaskan. Kecuali memang Tuhan berkehendak lain.
Demikian dalam hal-hal lain,
entah itu masalah keagamaan atau ajaran moral yang lain. Orang tua adalah guru
pertama bagi sang anak. Terlebih ibu yang lebih banyak memiliki waktu untuk
sang anak, ia adalah pemegang serta pengarah kendali masa depan anak. Ibu yang
baik dan bijak mampu mencetak anak yang brilian dan cemerlang! J
Selamat Hari Ibu!
Bintaro, 22 Desember 2015
0 komentar:
Posting Komentar