Agustus 15, 2015 -
Darussunnah
No comments


Di Pos Jaga Darus-Sunnah
Disini aku, berdiam dalam keheningan malam. Menatap
syahdunya raksasa angin mengibarkan sayapnya yang syahdu menentramkan. Derik
jangkrik membuat orkesta alam bertambah khidmat. Aku tenggelam dalam lamunan. Terseret
dalam pikiran yang tak berkesudahan.
Ini tentang masa depan yang jauh ke depan. Persiapan untuk
hari dimana harta dan anak tak lagi bisa dimanfaatkan. Ketika manusia tak lagi
bangga dengan harta dan keluarganya, sisalah mereka yang dengan jerih payahnya
mencurahkan tenaga untuk meraup kebaikan. Ini terkait perbekalan akan
perjalanan yang panjangnya tak keruan.
Akhirat adalah tujuan akhir kehdupan manusia. se ambisius bagaimanapun
manusia untuk mengekalkan jiwanya terhadap dunia nan fana ini, ia akan tetap pulang
ke kampung abadi. Manusia yang terlahir fitrah dari rahim ibunya telah ternodai
bercak-bercak hitam yang menggurat di hatinya, meski demikian semua akan tetap
dikembalikan kepada Tuhan Seru Sekalian Alam.
Salah satu jalan agar terbukanya kehidupan yang menjanjikan kemanisan
di akhirat nanti adalah menggalakkan semangat dalam pencarian ilmu. Ilmu yang
dipelajari diharapkan mampu membawa kehidupan di dunia ini lebih terarah lagi. Ilmu
seperti pelita di tengah pekat kegelapan. Cahaya yang akan menuntun menuju
pintu keberhasilan. Menggapai ridho Allah Swt.
Disebutkan dalam berbagai literatur keagamaan tentang
kemuliaan sang pencari ilmu. Mulai dari dibentangkan sayap-sayap malaikat guna
meneduhi langkah penggiat ilmu, doa-doa yang dipanjatkan oleh sekalian alam
kepada pencari ilmu, dibukakan jalan alternatif menuju surga-Nya, hingga
dinilai sebagai syahid jika wafat saat mencari ilmu.
Tentunya dibalik hasil yang membanggakan itu dituntut usaha
yang besar untuk mewujudkannya. Dibutuhkan perjuangan yang maksimal. Peluh
keringat harus dipersembahkan untuk merengkuh kemuliaan ini. Melestarikan
semangat belajar agar tak lapuk di hujan dan tak lekang di panas. Meramaikan
malam dengan nada ketikan di atas tuts-tuts keyboard. Mengiringi rembulan yang
merekah dengan membaca wawasan pengetahuan.
Jika sudah mendapatkan hikmah pengetahuan, menggapai hasil
yag mampu mengguratkan senyum di lesung pipi, maka saatnya tanggungjawab yang
besar akan tiba menghampiri, menemani desah nafas keilmuan yang sudah
bersemayam dalam diri. Bertambahnya ilmu bukan seperti bertambahnya harta yang
bias manfaatnya bisa direguk secara individual. Jika sikap individualistis
diterapkan dalam masalah ilmu pengetahuan, maka akan teralamatkan kepada sang
pemilik pengetahuan berupa murka Tuhan yang amat mengerikan.
Seorang yang berpengetahuan bukan hanya beranggungjawab
menjaga tingkah laku pribadinya kepada khalayak luas, namun juga dituntut untuk
mencerdaskan umat agar memiliki sikap yang berkeadaban (meminjam tema muktamar
Muhammadiyyah yang ke 47 di Makassar 3-7 Agusus 2015 kemarin : “Menuju Islam
Indonesia Berkemajuan Dan Berkeadaban”). Menjelma pribadi intelektual yang
mampu membimbing umat menuju kebaikan yang dikehendaki Tuhan.
Darus-Sunnah Dan Proses Meng-kristalkan Diri
Di malam ini, di bawah naungan pekat angkasa malam Ciputat yang
bertabur milyaran bintang, di sebuah padepokan tempat para pegiat ilmu menyemai
benih pengetahuan, aku tengah berjibaku dengan dunia keilmuan. Bergumul sekuat
tenaga dengan bacaan dan tulisan, yang menurut saya pribadi, adalah dua senjata
di khazanah kelimuan.
Seorang yang gemar membaca namun tidak mengakrabi dunia
tulis menulis, maka juntaian ilmu pengetahuan yang mengakar dalam rajutan
memori otaknya hanya bisa ditumpahkan lewat suara yang pada saatnya akan lindap
disapu kemajuan dunia tulis menulis yang lebih menjanjikan keabadian.
Satu nada dengan pengakuan di atas, seseorang yang hanya
rajin menulis namun tak rajin mematuti lembar-lembar yang dihidangkan di perpustakaan,
maka tulisan yang dihasilkan akan getir dan hambar. Rantai kalimat dihasilkan
tak membentuk pola yang memuaskan, yang mampu membuat pembaca tiba ke titik
orgasme intelektualnya.
Di bawah lembaga pengkajian yang berkutat dalam bidang
hadits sata mencoba untuk khusyuk menikmati entakan demi entakan irama keilmuan
di Darus-Sunnah ini. Berdiskusi dengan kawan dan senior, menyimak paparan dari
guru di pengajian, membaca al-Qur’an di waktu senggang, menyempatkan membaca
buku di saat lapang, dan menulis sebisanya hasil pergumulan saya dengan segala
aktivitas di atas di atas word yang tak seberapa. Saya hanya berharap,
kiranya semua yang saya lakukan akan berbuah manis dan mampu membawa saya
menuju hidup yang lebih berkualitas lagi. Mengatur langkah untuk mencapai
integritas yang berkualitas.
Sekian untuk perenungan malam ini.
Semoga menjadi bahan intropeksi.
Semoga semangat bisa terus meletup-menggelegar meramaikan
siklus kehidupan!
Semoga diberi petunjuk oleh-Nya. Amien J
Pos Jaga Darus-Sunnah. Ahad 09-08-2015. 22:56
0 komentar:
Posting Komentar