Juli 05, 2015 -
No comments


Kultum Nuzulul Qur’an
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Hadirin yang dirahmati oleh
Allah Azza Wa Jalla..
Islam datang ke muka bumi
ini sebagai pelita yang menerangi kegelapan. Terekam dengan jelas dalam
sejarah, bahwa dahulu, saat Rasulullah Saw diutus, dunia tengah dibalut oleh
kegelapan yang amat pekat. Wujud kebenaran tersamarkan oleh topeng-topeng
kebatilan.
Paganisme telah menjadi
adat kebiasaan. Berjudi dan mabuk-mabukan kerap menemani keseharian. Yang kuat
menindas yang lemah. Yang kaya mencerca yang miskin. Anak-anak perempuan
dikubur hidup-hidup. Dan lain sebagainya. Dengan kebiadabaan sikap yang mereka
miliki, ditambah letak geografis tempat tinggal mereka yang berada di gurun
pasir, telak menjadikan mereka layaknya sebuah komunitas kecil masyarakat
manusia yang tak dikenal oleh sejarah. Bahkan,dua imperium besar saat itu,
Romawi dan Persia, tak sedikitpun melirik untuk melakukan ekspansi kerajaan ke
tanah Arab yang gersang nan memilukan itu.
Di saat-saat yang amat
genting itu. Ketika mentari kebenaran tidak lagi terbit, tersapu oleh badai
hitam yang mengaburkan pandangan. Dunia seakan terkungkung oleh atmosfer kegelapan
yang dikirim oleh alien-alien jahat. Maka datanglah sosok pahlawan yang begitu
gencar menggaungkan kebenaran. Risalah yang didekap erat di pelukannya kelak
akan membawa manusia di sekelilingnya menuju sebuah peradaban yang gemilang. Hak
Asasi Manusia adalah salah satu prioritas yang ada dalam ajarannya. Menebarkan
ramat bagi semesta alam serta menggiring manusia menuju kehidupan ideal nan
harmonis.
Ketahuilah wahai Jama’ah
shalat tarawih sekalian, bahwa risalah yang dibawanya itu adalah al-Qur’an. Nabi
Muhammad Saw datang dengan membawa al-Qur’an sebagai gumpalan cahaya yang akan
menyibak kegelapan.
Allah Swt berfirman dalam
al-Qur’an :
Bulan puasa adalah bulan
diturunkannya al-Qur’an. Sebagai petunjuk buat umat manusia dan sebagai pembeda
(antara yang haq dan batil). (QS: 2:185)
Hadirin yang berbahagia...
Dari ayat yang dikutip di
atas tampaklah kepada kita beberapa kesimpulan.
1.
Bahwasanya Ramadhan adalah bulan yang mulia karena di dalamnya
diturunkan al-Qur’an yang mulia. Yang menjadi pelengkap di antara kitab-kitab
Al-Qur’an diturunkan dari
Lauhil Mahfudz ke langit dunia pada bulan Ramadhan dalam jumlah yang 1 secara
serentak. Sedangkan penurunan dari Langit dunia kepada Nabi Muhammad itu
berangsur selama 23 tahun. Al-Qur’an turun mengikuti peristiwa yang terjadi
dalam masa dakwah Nabi menyebar Islam, juga sebagai pelipur duka Nabi saat
menebarkan ajarannya yang begitu sarat aral melintang.
2.
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunujuk buat manusia secara kesleuruhan.
Bukan hanya untuk umat islam, melainkan merata sebagai pedoman kehidupan bagi
makhluk semesta alam.
Maka orang kristen, Budha,
Konghucu, Sith, Yahudi, dan banyaka agama selainnya juga berpotensi untuk
mengambil hidayah dari al-Qur’an. Al-Qur’an dengan keuniversalannya tak ada
tendensi yang dikandung melainkan hanya untuk kebaikan umat manusia secara
keseluruhan.
Saat ini tengah beredar
kabar bahwa di Amerika maupun Eropa Islam tengah merebak bagai bunga merekah. Islam
sedang berkembang pesat di dua benua yang sama-sama kita kenal bahwa Islam
Phobia begitu kental di kalangan mereka. Hal ini setidaknya, menurut Koran
Republika, disebabkan lantaran 3 hal ; 1. Masyarakat barat adalah tipe
pemikir yang tak bisa diasupi berita-berita yang penuh dengan kebohongan.
Stigma
yang beredar yang mengatakan bahwa Islam adalah agama teroris mereka kaji dan
akhirnya mereka menemukan kejelasan bahwa sebenarnya Islam adalah agama yang
penuh cinta damai, tak ada kekerasan dan sikap radikal yang diajarkan di
dalamnya, hal tersebut melainkan karena ulan minoritas umat islam yang tengah
menjadi parasit saja. 2. Invasi militer barat ke daerah muslim membuat mereka
insyaf bahwa umat Islam adalah umat yang ramah dan cinta kepada sesama manusia,
bahkan kepada non muslim sekalipun, umat islam tidak seperti apa yang mereka
dengar dari tetua mereka di negeri asal, terlalu banyak fitnah yang tak sejalan
dengan fakta. 3. Faktor pernikahan lelaki muslim dengan wanita non muslim juga
turut mempengaruhi. Lelaki sang kepala keluarga diharapkan agar menjadi mesin
untuk memproduksi keturunan beragama Islam. Dan diharamkan jika terjadi hal
kebalikan, wanita muslimah menikah dengan lelaki non muslim.
3.
Al-Qur’an juga hadir sebagai pemisah antara yang benar dan yang salah.
Muncul di sisi manusia sebagai pembeda antara yang hitam dan putih antara yang
keruh dan jernih.
Jika dahulu susah dibedakan
antara yang putih dan hitam, antara yang keruh dan yang jernih, antara siang
dan malam, maka saat al-Qur’an diturunkan semua menjadi jelas, garis pemisah
semakin menegas satu sama lain. Mentari yang datang telah menyibak kesamaran
yang menyelimuti.
Maka sudah sepatutnya kita, di malam
diturunkannya al-Qur’an ini, kira2 yang menurut sebagian ulana jatuh pada tanggal 17 Ramadhan, dan untuk
seterusnya agar senantiasa untuk merenungi dan menggali dalam-dalam pesan dan
hikmah yang dikandung di dalam al-Qur’an. Untuk kemudian kita eksploitasi
menjadi praktik amal keseharian kita.
Warung Berkah, 04 Juli
2015. 11:18
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar