Juli 24, 2015 -
No comments


Harapan, Harta Berharga Milik Manusia
Jangan pernah berhenti
berharap. Karena harapan merupakan salah satu kekayaan terbesar yang dimiliki
manusia yang harus dijaga dan dilestarikan sekuat tenaga. Harapan yang selalu
bersemayam di dalam jiwa, diikuti semangat yang menggelora, maka akan
melahirkan karya nyata dalam hidup
Seorang pemenang yang
berhasil menjinakkan ribuan tantangan dalam hidupnya adalah berawal dari
harapan. Harapan yang mendekam dalam hatinya memacu dia agar terus bergerak
membanting tulang dengan segenap kemampuannya. Hal itu dikarenakan dia sadar,
ada secercah cahaya menggantung di kejauhan di sana yang harus disongsong
dengan perjuangan berat nan menguras bulir keringat.
Para penemu, seperti Newton,
Alexander Graham Bell, Avicena, Averost, Ibnu Khaldun, Alfa Edison, Wright
bersaudara, Enstein, dan lain sebagainya juga memulai menggoreskan sejarah dari
harapan yang bersemai dalam jiwanya. Harapan yang tumbuh subur di dalam dirinya
disirami dengan air jernih, ditaburi rabuk, disiangi, dihempaskan hama yang
mengganggu, dilindungi, dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Maka tak usah kaget,
dengan perjuangannya yang begitu trengginas, akhirnya ia mampu menuai pohon
yang lebat dan rimbun buahnya.
Ini adalah keajaiban yang
lahir dari harapan. Ia menelurkan kebahagiaan sejati. Ia menghasilkan
kesejahteraan abadi. Ia menciptakan formulasi bagaimana meraih kesuksesan
dengan langkah terbaik dan dinamis. Sesiapa yang rajin memelihara harapan,
menumbuhsuburkannya, maka akan memetik buah yang menjuntai dari pohon
kesuksesan yang telah ia siram dengan pupuk pengorbanan dan perjuangan
Masalah yang datang silih
berganti menemani kehidupan, seharusnya tak menjadikan kita putus harapan.
Ingat, bahwa Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat Al-Insyirah : “Sesungguhnya
pada setiap kesulitan akan ada kemudahan.” Bahkan, demi meyakinkan manusia
bahwa itu adalah benar adanya, Allah Swt mengulangnya pada kali kedua dengan
redaksi yang sama. Maka, apakah kita tidak menangkap motovasi yang besar dari
Allah yang diperuntukkan perbaikan manusia tersebut?
Dan juga, selama iman masih
tinggal bersama kita, selama itu harapan akan selalu berkembang dan menghunjam
akar-nya ke relung jiwa. pernah Allah berfirman dalam kitab-Nya, “Dan janganlah
kamu putus asa, karena tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah melainkan
orang-orang kafir saja.”
Iman yang melekat di hati
akan selalu menjadi cemeti demi berlarinya kuda di pentas balapan, berjibaku
menggapai kesuksesan yang dijajakan di garis finish di hadapannya. Senantiasa
ia yakin, ia melakukan perjuangan dan pengorbanan dalam hidupnya tak akan
bernilai kosong di mata Allah, selalu ada ganjaran yang mengiringinya. Dan
Janganlah kalian pangkas harapan yang tengah bersemai mencari klimaksnya di
palung jiwa itu wahai orang beriman, karena tidaklah kalian memangkas tangkai
harapan tersebut melainkan kalian telah lupa akan nikmat dan janji-janji yang
Allah Swt tetapkan.
Berjuang, meski jalan kian
gelap, pintu keluar tak kunjung dijumpa, mentari sudah redup diliputi kelabut
malam, selama kita memiliki harapan, kita harus berjalan, tak boleh berhenti
mati langkah, busungkan harapan dan terus berusaha, nobatkan dalam hati bahwa
di depan sana ada sekelumit cahaya menunggu kita.
Orang yang tidak mempunyai
harapan dalam hidupnya nyatanya ia telah mati sebelum Izrail benar-benar tiba
untuk menjemputnya. Ia membunuh diri sendiri dengan cara meraibkan harapan
dalam hati. Manusia apapun yang tak ada bersamanya sebilah harapan, laksana
terjebak di tengah kegelapan, terengah-engah mengais cahaya namun tak kunjung
mendekapnya.
Semoga kita mampu membaca
sinyal harapan tersebut dengan benar. Semoga kode yang Allah berikan mampu kita
telaah dengan baik dan fokus. Semoga semua indera kita, bukan hanya yang lima,
yakni hati, bisa selalu terbuka dan mampu menerima siraman pelajaran yang Allah
berikan kepada kita. Amien.
Hanya kepada Allah-lah kita
menambatkan harapan. J
Selasa, 14 Juli 2015, 06:19,
Warung Berkah.
0 komentar:
Posting Komentar