Mei 17, 2015 -
No comments


Bahaya Hanya Ber-Orientasi Semata, Kosong Akan Tindakan Nyata!
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Entah apa yang
terjadi pada hari-hari saya belakangan ini. Semua terasa begitu menyibukkan dan
melelahkan. Seakan tak ada waktu luang untuk sejenak menyelonjorkan kaki
menikmati rehat di tengah rentetan aktivitas yang bagai tak berksudahan ini.
Berbagai macam
tugas, pribadi maupun kepanitiaan, yang tengah kusandang sontak menjadi kambing
hitam mengapa saya menjadi seperti ini sekarang. Tumpang tindih kewajiban yang
tak diiringi dengan kinerja membuat semua ini laksana bebatuan besar yang
dilekatkan di balik punggung yang rapuh ini.
Rasanya berat
dan meletihkan. Parahnya adalah bahwa keramaian jabat kepanitian ini terasa
begitu memberatkan karena saya hanya berani berorientasi saja, tanpa kerja
maksimal dan terencana.
Dengan dalih
bahwa nama saya terpancang di sturkur kepanitiaan ini maka kemudian saya malah
sibuk untuk memilih mana pekerjaan yang harus saya lakukan duluan. Mana yang
lebih penting dari suatu yang lain. Yang mana yang harus diprioritaskan. Bagian
mana yang amat urgen sehingga suatu kegiatan harus lebih diunggulkan untuk
dikerjakan lebih dulu ketimbang yang lain. Dan terus demikian, tenggelam
memikirkan, lupa merealisasikan.
Kesemuanya berputar
mengitari akal pikiran. Keseluruhannya melanglangbuana beranjak ke sini dan ke
sana. Dan semua itu masih dalam bentuk orientasi semata! Belum diberlakukan
dengan mengambil langkah yang matang! Maka bagaimana hasil akan datang?
Buahnya adalah
apa yang saya rasakan sekarang. Saat tugas dan kewajiban ditinggalkan justru ia
akan menjadi tuntutan yang membengkak dan lama-lama akan menerkam alam bawah
sadar kita.
Berpikir hanya
sekedar berpikir, orang pengangguran yang kerjannya tiap hari nongkrong di area
Gang Sate itupun juga bisa. Apalagi jika pikiran itu hanya bisa mengalir lebih
jauh kepada pembicaraan, belum lagi mencapai kepada gerakan yang
diperhitungkan! Sungguh, hanya akan menambah lelah saja. Berbicara sana-sini,
dengan intonasi tinggi sarat kebanggaan, namun dalam kenyataan, ia hanyalah
seorang pemalas yang berkedok pejuang berkat modal gaya pembicaraan, adalah hal
yang menyakitkan dan hanya akan menarik kebinasaan semata!
Maka
sungguh ini merupakan sebuah pelajaran yang berharga yang wajib saya imani
hikmah yang lahir darinya. Betapa sebuah pemikiran harus direalisasikan ke
dalam tingkah laku yang nyata dan bisa dirasakan di alam realita. Jangan hanya
dibiarkan mendekam tenang bersemayam dalam pikiran saja, tanpa ada usaha untuk
mensosialisasikannya ke dalam runut kehidupan nyata! Atau mungkin jangan juga
hanya mmapu berkoar lewat kata-kata, mengatakan bahwa saya bisa untuk melakukan
ini, dan saya ahli melakukan itu, namun kosong dalam merealisikannya ke dalam
gebrakan langkah!
Tajamkan
pikiran dan mari lakukan sesuatu! Berpikir dan laksanakan! Kurangi omong-kosong
tak bernyawa, yang malah hanya akan menggiring anda menuju jurang kenistaan! Buat
agenda, cicil sedikit demi sedikit kewajiban yang menjadi tanggung jawab anda. Dan
mari, bersulang untuk mendayung perahu menuju pulau idaman!
Darus-Sunnah,
Asrama kamar 4, Ahad 17 Mei 2015, 00:16
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar