Maret 31, 2015 -
No comments


Sekilas Mazhab Tafsir
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Al-Qur’an sebagai teks yang diam
memberi kesempatan manusia yang bermulut untuk turut andil menyuarakannya.
Diikuti dengan perkembangan zaman berikut gejala sosialnya yang bermacam-macam,
al-Qur’an menunjukkan kemukjizatannya sebagai pedoman kehidupan yang tak lekang
di panas dan tak lapuk di zaman. Ia kukuh tak tergoyahkan. Selalu relevan.
Dari sana, dari perpaduan dua
realita yang mendukung-teks yang diam dan zaman yang berkembang- maka mulai
muncul beberapa jalan pemikiran manusia dalam usaha menafsirkan al-Qur’an.
Ragamnya pikiran dan ideologi yang diusung oleh manusia membuat al-Qur’an
menjadi rebutan segala pihak.
Ada segolongan yang memang
menafsirkan al-Qur’an dengan kebenaran yang meyakinkan, yakni yang
ditafsiri dengan nukilan-nukilan atsar dari Rasulullah Saw dan segenap
sahabat ra., sebagai penjelas subtansi al-Qur’an, selaku pihak yang benar-benar
paham dan arif pesan-pesan yang disampaikan dalam kitab suci tersebut, sehingga
dengan demikian sirna keraguan dalam penafsiran.
Ada segolongan yang menafsirkan
al-Qur’an dengan cara mengungkapkan makna al-Qur’an jauh dari kebenaran teks
yang dimaksud. Pesan-pesannya yang sakral dibuat profan dibelokkan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan. Biasanya hal ini dilakukan sebagai legitimasi
sebuah kelompok untuk memenangkan otoritas sebagai sekte yang paling benar.
Ada segolongan yang memang
berusaha untuk sebisa mungkin membumikan al-Qur’an di setiap zaman sebagai
pemecah solusi dan petunjuk menuju jalan kebenaran. Ia bisa kita nama-kan
dengan tafsir realis, tafsir yang tanggap akan realita. Masalah yang
terjadi dipreteli dengan se detail mungkin, kemudian diketemukan duduk permasalahannya,
lalu usung pesan-pesan al-Qur’an yang diharapkan mampu menjadi pemecah
permasalahan.
Al-Qur’an selain menjadi kitab
pegangan umat beragama yang paling autentik dan ajarannya yang sakral dan
mencerahkan itu, telah mengalami beribu-ribu penafsiran yang bermacam-macam.
Ada yang tegas lantas hendak menyuarakan kebenaran pesan yang disampaikan oleh
al-Qur’an, dan ada yang berusaha untuk menjadikannya sebagai legitimasi mazhab
pemikiran saja. Al-Qur’an laksana madu yang diperebutkan oleh semut-semut.
Usai beratus-ratus penafsir
melahirkan karya tafsir nya terkait al-Qur’an yang beribu-ribu jilid jumlahnya.
Beberapa cendekiawan muslim mulai menyusun dengan cermat mazhab-mazhab atau
metode-metode yang dipakai oleh mufassir dalm menafsirkan al-Qur’an.
Mazhab tafsir adalah kerangka
berpikir yang dipakai oleh mufassir dalam menjelaskan makna-makna al-Qur’an. Peneliti
yang berkutat dalam bidang ini ingin menjelaskan kepada khalayak seperti apa
logika dan bagaimana cara berpikir para mufassir dalam menterjemahkan al-Qur’an
ke dalam gambaran-gambaran pragmatis yang bisa dipahami masyarakat awam
sekalipun.
Tokoh yang terkenal terkait
pengklasifikasi an mazhab-mazhab tafsir adalah Husein adz-Dzahabi, Amina Wadud,
GG. Jensen, Abdul Mustaqiem, Ignaz Goldziher, dll.
Dengan bermacam-macamnya hasil
pemikiran mereka dalam pengklasifikasian mazhab-mazhab tafsir itulah yang kian
memperkaya khazanah Islam terkait dunia al-Qur’an dan penafsirannya.
Selasa, 31 Maret 2015. 18:10
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
0 komentar:
Posting Komentar