April 20, 2013 -
Renungan
No comments


@79 Dua Tipe Orang Yang Dibenci
“Dua hal
yang dibenci orang; yaitu orang yang berbicara tentang dirinya sendiri dan
membicarakan orang lain” (Ulama)
Semua
tentunya akan langsung dengan cepat menanggapi apa yang dimaksud dari ungkapan
diatas, dan saya rasa kalian semua pernah dan bahkan sampai sekarang masih
memiliki teman dengan tipe seperti saya barusan, percayalah saya pun masih juga
punya teman dengan seperti itu, terasa
menyakitkan dan sungguh ia adalah sebuah teman!
Berikut
akan saya uraikan satu persatu tipe-tipe yang murninya sangat dibenci oleh
semua orang, bahkan bagi seorang bijak bestari sekalipun.
Orang Yang Sibuk Berbicara Tentang Dirinya Sendiri
Yah,
tentunya tentang kehebatan dan segelintir pengalamannya yang “dirasa”
menakjubkan, ia sibuk berbicara dan berkoar tentang ke-jumawa-an dirinya di
depan karib maupun kerabatnya, bahkan kepada orang yang baru ia kenal sekalipun
mungkin ia akan berkelakuan seperti itu, ini merupakan sebuah tindakan satu
pihak, ia tak mengerti benar kenapa ada pembicaraan ringan antar teman, mengapa
kita harus melakukan basa-basi guna mempererat dan mencairkan kegalauan dengan
teman, itu tiada lain adalah karena kita seharusnya mengerti apa yang mereka
mau, sibuk membicarakan dan membantu memecahkan masalah orang lain tentunya
akan lebih berguna dariopada sibuk berkoar gak jelas berbicara tentang kualitas
dirinya sendiri maupun sering bercuap tak tentu arah mengungkapkan “begini loh
saya..!!!”
Silahkan jika anda merasa mempunyai teman dengan genre seperti ini sadarkanlah ia bahwa
apa yang ia
perbuat malah nantinya akan mengundang petaka bagi pertemanan itu
sendiri, teman akan merasa jenuh
dengan seluruh kata-kata yang akan ia lontarkan.
Orang Yang
Sibuk Membicarakan Orang Lain
Berbicara tentang dirinya sendiri dan membicarakan orang lain
adalah tipe yang sama-sama bisa membuat
jengkel siapapun, setelah ia dengan
fasih menguasai tipe yang pertama yaitu
berbicara tentang dirinya sendiri,
ia malah melengkapinya dengan sambungan yang
me-muak-kan! Yaitu ‘’membicarakan orang lain’’, hal ini
tentu menjurus pada
cela orang yang ia bicarakan, sibuk mencerca dan memaki siapa dan apa yang tak
ia
sukai walau itu benar, sibuk menggunjingi
reputasi orang, mencari cacat yang akan menjadi topik hangat
untuk
diperbincangkan.
Hal ini juga turut mengundang kerisihan bagi seorang kawan dengan tipe barusan, ia
Hal ini juga turut mengundang kerisihan bagi seorang kawan dengan tipe barusan, ia
takut dirinyalah nantinya yang akan menjadi
‘bulan-bulanan’ selanjutnya, ia khawatir dirinya akan dijadikan
santapan empuk
kala ia mendera sebuah cacat di kemudian hari, hal ini sangat jauh dari kaidah
pertemanan
yang sesungguhnya, dimana seharusnya teman itu ada disaat temannya
yang lain membutuhkannya,
membantu mengangkut beban yang diderita sahabat
terdekat, bukan malah mempersulit!
sekian yang bisa saya sampaikan, semoga ini menjadi teguran
bagi siapapun yang terlibat dalam rotasi
masalah sejenis ini, semoga kita semua
menemukan makna yang sesungguhnya
tentang arti pertemanan itu
sendiri.
Walau ia tak pernah membantu kita dalam suatu masalah,
minimal ia harus mengerti apa yang kita mau!
Karena sejatinya teman kita adalah mereka yang memahami kita…
0 komentar:
Posting Komentar