Maret 03, 2013 -
Agama


@58 Obat Hati
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS: Isra':82)”
Sudah tidak diragukan lagi, berapa banyak kebaikan yang
terkandung dalam Qur’an itu sendiri, semua tergapai olehnya, meliputi berbagai
aspek sosial sampai maslah kebatinan, Al-Qur’an datang sebagai As-Syifa’ (Pernyembuh)
kehampaan jiwa dan batin manusia. Selain berpahala dan membuat hati kita
tenteram, Al-Qur’an juga berfungsi sebagai obat hati seperti yang dilantunkan
dalam lagu Opick tersebut, mengobati kemarau yang menguasai hati kita dengan
curahan hujan yang menyejukkan hati.
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS: Isra':79)”
Mengisi waktu malam dengan Tahajjud (shalat malam)
juga bisa menjadi obat bagi kekerontangan yang melanda jiwa kita, menjadi
penawar dari segala racun yang mematikan hati kita. Momen dimana kita bisa
menatap langsung Allah SWT. dengan penuh kekhusyu’an dan khidmat, mengadu
kepada-Nya tentang masalah yang mendera kita selama ini, menangis meminta iba ke
haribaan-Nya, mengakui kelemahan dan kekotoran kita sebagai hamba-Nya yang
gemar melakukan dosa dan maksiat. Ya Allah, ampunkan hamba dan seluruh umat
muslimin seluruhnya . . . .
“Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian, melainkan mereka
yang beriman dan berbuat amal saleh serta saling menasehati dengan kebenaran
dan kesabaran (QS:Al-'Ashr:1-3) ”
Sudah barang tentu jika kita bergaul dengan tukang penjual
parfum, kalaupun kita tidak diberinya parfum tersebut, kita masih mendapat
cipratan wewangiannya sehingga membuat kita menjadi harum pula. Dan pula
sebaliknya, jika kita bergaul dengan seorang pandai besi, sekalipun kita tidak
terkenal jilatan bunga apinya, kita tetap akan terkena bau gosong asapnya
sehingga membuat kita ikut terbawa kepada hal yang beraroma demikian.
Sebuah perkumpulan yang bukan hanya bisa membuat kita
menjadi orang soleh pula, namun hati kita juga senantiasa terobati di saat kita
berada bersama manusia yang jelas-jelas jiwanya terlihat amat sehat.
“Puasalah, maka kalian akan sehat (Hadits)”
‘Berpuasa yaitu menahan lapar dan dahaga serta apa-apa yang
dapat membatalkan puasa’, itu adalah definisi umum yang sering kita dengar dari
guru-guru atau buku pelajaran disekolah kita, sebuah pernyataan yang amat dasar
untuk perkara puasa. Namun, ternyata banyak sekali aksi penelitian yang
mengabarkan bahwa puasa mengandung berbagai faidah yang baik bagi manusia,
dimulai dari masalah kesehatan sehingga kepada masalah kebatinan seseorang yang
bisa dipengaruhi oleh puasa itu sendiri.
Puasalah, dimana dengan itu kita bisa merasakan pahitnya
hidup sebagai seorang papa, mengunjungi ‘lapar’ yang banyak disenandungkan
itulah kunci menuju surga, membiasakan diri untuk mengekang hawa nafsu yang
berkembang dalam diri kita.
Wah, untuk yang satu ini tampaknya tidak usah diuraikan lagi
manfaat dan kegunaanya dalam kehidupan kita lantaran banyaknya faedah tersebut
yang mengisi ruang kosong ilmu kehidupan manusia. Dzikrullah adalah
sebuah refleksi yang sangat dianjurkan bagi mereka yang merasa punya penyakit
dalam hati maupun jiwanya, merasa kesepian tiada tempat untuk mengadu perihal
dukanya di dunia ini, penawar bagi mereka yang terdzolimi dan terintimidasi
oleh kedigdayaan kuasa manusia yang berhati setan, menjelma siluet cahaya bagi
mereka yang hatinya terlanjur hitam oleh geliat nafsu setannya.