Selasa, 06 Oktober 2015

Oktober 06, 2015 - 2 comments

Indonesia Kebakaran. Indonesia Kekeringan. Tuhan, Kami Butuh Hujan!


Iqbal Syauqi, kawan akrab saya, suatu saat pernah berkata, “Baca koran dulu biar gak bodoh.” Ungkapan itu menggelitik batin saya sekaligus memperkuat komitmen dalam diri agar terus mengisi otak dengan informasi-informasi yang tengah marak diperbincangkan di dunia, jalan mudahnya adalah dengan mematuti kumpulan informasi dalam Koran Harian yang diedarkan. Biar tidak tampak kudet seseorang harus memperkaya khazanah kekinian.

Meski baru mendapat bundel Republika pada Selasa Sore (06/10), hal itu tidak melemahkan semangat saya untuk melumatnya. Dengan khidmat saya baca perlahan, berita dengan headline yang menarik membuat saya membaca isi sepenuhnya, berita dengan headline kurang menarik hanya sebatas saya baca headline-nya. intinya info global sudah saya konsumsi.

Berikut hasil bacaan saya,

Masih pada tataran Musibah Asap yang menimpa hutan Sumatra-Kalimantan. Dalam laporannya, Republika melansir, bahwa diantara dampak kebakaran hutan itu banyak bayi menjadi rewel dan susah bernapas. Sebut saja Rangga, bayi dua bulan dari Ira Mizati, menurut pengakuan ibunya, anak ini menjadi ramai dengan rengekan dan asap pekat telah membuat anaknya tak leluasa lagi menghirup napas.

Korban ISPA, yang sebentar lagi akan naik ke taraf Pneumia (radang paru), mencapai 44.993 orang. Alam sudah tidak lagi bersahabat karena nafsu manusia yang cenderung merusak. udara yang diberikan Tuhan dengan kualitas terbaik telah terkontaminasi oleh bumbungan partikel hasil pembakaran.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menegaskan kepada pemerintah Indonesia agar segera mengentaskan probelematika hutan terbakar yang melahirkan asap berbahaya kepada khalayak. Aktivitas olahraga dan wisata yang ada di negeri Jiran sempat terhenti, aktivitas penerbangan disetop karena jarak pandang yang terganggu akibat asap, 7000 sekolah di bagian Utara Malaysia terpaksa ditutup karena khawatir akan mengganggu kesehatan siswa.

Orangutan, satwa langka yang terlindungi di Indonesia, berlokasi di Kalimantan Tengah, juga ikut menanggung duka. Dari raut wajah mereka mencuat aroma kegelisahan yang mendalam, tempat tinggal mereka tidak lagi seperti dulu. Di balik rimbun pepohonan tempat mereka melangsungkan aktivitas keseharian sudah disambangi tamu-tamu tak diundang, kumparan asap menyelusup merenggut ketenteraman.

Yerussalem membara lagi. Di Tepi Barat terjadi gejolak antara warga Palestina dengan pasukan bersenjata Israel. Pada peristiwa ini terenggut 1 jiwa dan ratusan orang lainnya terluka akibat benturan ini. Presiden Israel, Netanyahu, mengungkapkan hal ini akan segera diselesaikan dengan penyegaraan pengahancuran tempat tinggal warga Palestina di Tepi Barat, dengan demikian mereka tidak memiliki tempat tinggal disana. Sekjen PBB, Ban Ki Mon, menegaskan agar kedua pihak tetap tenang, terus jaga keharmonisa jangan sampai ada konflik yang tidak diinginkan. Rupanya disharmonisasi hubungan kedua pihak yang sampai memicu korban berjatuhan ini telah menjadi tanda yang jelas bahwa resminya bendera Palestina berkibar di gedung PBB tidak berpengaruh bagi perdamaian penduduk Palestina. Pengakuan Internasional yang menyuarakan bahwa Palestina sebagai Negara merdeka perlu dipertanyakan kembali.

Keluarga duka Insiden Mina meminta pemerintah memfasilitasi agar jenazah keluarganya yang wafat di Mina kemarin dipulangkan ke Indonesia. Hal tersebut menurut mereka bisa diusahakan, karena negeri Iran yang meminta jenazah penduduk negeri mereka dipulangkan bisa dikabulkan. Pemerintah Indonesia bisa mewujudkan hal demikian, jika memang mereka berkenan untuk mengajukan permohonan tersebut ke pemerintah Arab Saudi dengan serius.

Kekeringan yang kian menajamkan taringnya juga menyulap pintu air Katulampa di Bogor yang biasanya deras dengan curahan air limpahan pegunungan kering. Pintu air yang biasanya menjadi pintu pemicu kasus banjir di Jakarta itu telah mengalami penurunan skala air yang cukup signifikan. Indonesia kerontang. Tuhan, Kami butuh hujan!


Darus-Sunnah, 06 Oktober 2015

2 komentar:

Posting Komentar

Back to top