April 17, 2015 -
1 comment
Khutbah Jum'at Masjid Mujahidin, Ciputat, 17 April 2015
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
Seorang khatib yang berpeci putih
berbaju putih ke krim-krim an dan tidak diketahui namanya mengisi kursi khutbah
di Masjid al-Mujahidin, Pisangan Barat, Ciputat, pada 17 April 2015. Durasi
khutbhanya kira-kira berlangsung 45 menit, sebuah waktu yang cukup untuk
menyampaikan pesan-pesan keislaman dengan uraian yang indah dan baligh.
Setidaknya ada enam point yang
bisa saya tangkap, saat itu saya berdiam di lantai 2 di shaf terdepan, sehingga
bisa dengan jelas sang khatib memaparkan isi ceramahnya. Kuping telinga di
pasang tegak-tegak, membuka hati, dan berusaha menyimpannya ke dalam memori
otak, lalu mengabadikannya dalam tulisan ini.
(1) Di dalam Islam ada yang tidak berubah sejak zaman Nabi sampai
hari kiamat, bahkan tak bisa diubah. Ia akan tetap seperti itu, tak lekang di
panas tak lapuk di hujan. Hal tersebut adalah masalah Aqidah dan tata cara
Ibadah. Umat islam sedari awal sudah mengesakan Allah dan mempercayai hari
akhir, dan masih banyak lagi dari asas dasar kepercayaan lainnya. Kaum muslimin
selalu shalat dalam sehari berjumlah 17 Raka’at dan berwudhu selalu diawali
dengan membasuh muka. Keputusan ini tak bisa dirubah, karena ia adalah intuisi
langsung dari Allah dan Rasul-Nya. Manusia tak boleh meng-utak-atik nya.
(2) Adapun yang berubah dalam Islam adalah perihal mu’amalah
keduniawian. Seperti bagaimana kita membentuk perpolitikan, tata cara
permiliteran, dan lain sebagainya. Hal seperti ini sama Rasulullah Saw tidak
dijelaskan secara detail, dibiarkan menjadi fleksibel. Ia bisa berubah
tergantung waktu dan tempat. Ia bisa bersenggolan dengan berbagai macam adat
istiadat dan peradaban. Khatib menambahkan ; demikian dengan masalah khilafah
yang kini sedang digembar-gemborkan oleh beberapa pihak, mereka mengklaim bahwa
sistem perpolitikan seperti itu adalah bagian dari Islam. Padahal sejatinya
bukan, itu adalah hasil olah pikir beberapa ulama dahulu. Disebabkan itu adalah
hasil pemikiran manusia maka kita dibolehkan untuk berbeda. Berbeda selama
masih dalam koridor kebenaran, masih tidak bersebrangan dengan ajaran inti
al-Qur’an dan Sunnah.
(3) Kita sesama umat muslim diperintahkan oleh Allah untuk
senantiasa mengembangkan payung persaudaraan. Jangan sampai ada satu bagian
menggigit dan mencakar bagian yang lain. Bersatulah dan bersama-sama berpegang
teguh kepada tali Allah Swt. Maka dengan demikian kedamaian akan tercipta.
Menjadi raksasa, kuat dan menakutkan. Sehingga siapa yang berani mengusik
raksasa yang kukuh dan perkasa?
(4) Perbedaan adalah keniscayaan. Bahkan sejak zaman Rasulullah Saw
pun sudah terjadi beberapa perselisihan di kalangan sahabat. Para sahabat yang
mulia itu bersengketa pemahaman kemudian ada Rasulullah Saw sebagai penengah
nya. Maka bagaimana dengan sekarang? Tentunya sebuah pertikaian harus
dihadapkan kepada asas dasar ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah, yang keduanya kata
Rasulullah bisa mengarahkan mnausia menuju jalan keselamatan, menghindari
bahaya mengancam.
(5) Ijtihad suatu ulama tidak batal dengan ijtihad ulama lainnya. Ini
ada kaitannya dengan poin ke empat dimana perbedaan adalah suatu hal yang tak
bisa dielakkan dalam dinamika kehidupan manusia. Jika ada ulama yang berijtihad
tentang suatu hukum kemudian berbeda dengan ulama lainnya maka tak usah
diperdebatkan dan di salah-salahi. Toleransi amat diperlukan mengingat bahwa
teks wahyu itu diam dan manusia yang kemudian mendengungkannya, sehingga amat
wajar jika dalam memahami sebuah teks lahir beberapa perbedaan buah pikiran.
Intinya adalah ijtihad dibolehkan asal telah memenuhi syarat-syaratnya, dan
selalu berpegang teguh pada kebenaran.
(6) Islam bukan hanya milik Arab, tapi adalah milik semesta Alam. Wama
Arsalnaka Illa Rahmatan Lil Alamien. Tidaklah Engkau Muhammad di utus
kecuali adalah sebagai pembawa rahmat buat semesta alam. Sehingga tidak ada
lagi Arab sentris. Dan perlu dibedakan mana yang Islam dan mana yang Arab.
Sehingga dengan demikian kita arif memahami ajaran Islam dengan kemurnian yang
tinggi.
Wallahu A’lam.
Darus-Sunnah, Jum’at 17 April
2015,13:46
السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
1 komentar:
Bersatulah ya ikhwanul muslimin demi tegaknya syariat islam dan kita akan hidup dibawah naungan syariat.
http://transparan.id
Posting Komentar