Jokowi calls for better forest fire mitigation as peak of dry season looms
Jokowi calls for better forest fire mitigation as peak of dry season
looms
Seruan Jokowi Untuk Perbaikan Penanganan Kebakaran Hutan di Puncak Musim Kemarau
President Joko "Jokowi"
Widodo has called on authorities to prepare better disaster mitigation measures
ahead of the dry season in August when forest fires are more likely
to occur throughout most of the archipelago.
Presiden
joko Widodo menyerukan kepada pemerintah untuk mempersiapkan tim penanggulangan
bencana untuk melakukan perkiraan sebelum tiba musim kemarau di
Agustus Ketika kebakaran hutan mungkin terjadi pada Sebagian besar daerah kepulauan.
Citing a Meteorology,
Climatology and Geophysics Agency (BMKG) report, Jokowi said about 17 percent
of the country entered the dry season in April, while 38 percent saw the start
of it in May and 27 percent in June.
Mengutip BMKG, Jokowi menuturkan bahwa 17 persen daerah Indonesia memasuki musim
kemarau pada bulan April, sementara 38 persen dimulai pada bulan Mei dan 27
persen pada bulan Juni.
"Most of the regions
[…] will experience [the peak] of the dry season in August. We now have
at least a month left to prepare," Jokowi said during the opening of a
limited Cabinet meeting in Jakarta on Tuesday.
Sebagian
besar daerah mengalami puncak musim kemarau pada Agustus. Kita
saat ini memiliiki sedikit waktu untuk melakukan persiapan,” Ujar Jokowi saat
pembentukan kabinet
terbatas di Jakarta pada Selasa lalu.
He further reminded his
aides about the urgency of better management when dealing with
forest fires in the field. "[The measures] must be
well-consolidated and well-coordinated.”
Lebih jauh beliau mengingatkan segenap stafnya tentang
pentingnya manajemen yang lebih bagus saat mengurusi kebakaran hutan di
lapangan. Tindakan yang harus ditempuh adalah dengan menjalin konsolidasi
dan koordinasi yang baik.
Jokowi said authorities needed to
improve measures for identifying fire-prone areas and provide
more updated information by utilizing technology to double down
on monitoring and surveillance activities.
Jokowi mengatakan bahwa pemerintah butuh untuk
improvisasi tindakan untuk mengidentifikasi daerah yang rentan terbakar serta
menyediakan update informasi dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan
monitoring dan pengawasan kinerja.
“In Riau, for instance,
the system used there is able to describe the ongoing situation in
detail. I think other areas that have many vulnerable hot spots could
follow suit,” he said.
“Di Riau, sebagai contoh, diterapkan sistem
yang mampu menggambarkan situasi yang sedang berlangsung secara
detail. Saya pikir daerah lainnya banyak yang juga rentan untuk musim
kemarau, dan bisa mengikuti sistem ini. Ujarnya.
Besides utilizing technology, the
President stressed the importance of creating “infrastructure for
monitoring” that involved all levels of authority, including local
authorities in villages. He also urged his aides to strengthen law
enforcement.
Selain memanfaatkan teknologi, Presiden juga menekankan
pentingnya untuk mengembangkan kreativitas infrastruktur untuk pemantauan,”
Hal tersebut melibatkan seluruh level pemangku kepentingan, termasuk
pemerintah lokal di desa-desa. Dia juga mendesak para stafnya untuk memantapkan
eksekusi pelaksanaan program.
According to a recent
study from Madani Berkelanjutan, an environmental NGO focusing on forest
and land management, at least 44 percent of land and forest fires in Indonesia
last year occurred in peatland.
Menurut studi yang belakangan dikeluarkan oleh
Madani Berkelanjutan, organisasi lingkungan NGO memfokuskan kajian pada
manajemen hutan dan daratan, setidaknya 44 persen daratan dan hutan Indonesia belakangan
terdiri dari Hutan Gambut.
Environment and Forestry Ministry
data show that 1.65 million hectares of forest and land burned in 2019, second
only to the 2.61 million ha that burned during massive fires in 2015. The 2020 figure
currently stands at 38,772 ha.
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup menunjukkan
data bahwa 1.65 juta hektar hutan terbakar pada 2019, kedua kalinya 2.61 juta
hektar juga terbakar saat masif terjadinya pembakaran pada 2015. Pada 2020 angka
sementara bertahan di 38.772 hektar.
National Disaster Mitigation
Agency (BNPB) head Doni Monardo said the national task force for land and
forest fires would pay special attention to peatland as peat
fires could produce very thick smoke.
Doni Monardo, badan BNPB, mengatakan bahwa gugus
tugas penanggulangan becana kebakaran hutan akan memberikan perhatian
yang spesial untuk kawasan hutan gambut sebagai hutan yang kerap
memicu fenomena asap tebal.
“It could be dangerous for those
who are suffering from respiratory illness, especially amid the
COVID-19 pandemic," he said.
“Ini bisa menjadi berbahaya untuk mereka yang
menderita penyakit pernapasan, khususnya di tengah terjadinya pandemi,”
Ujarnya.
Jokowi said he had asked the
relevant authorities to consistently focus on maintaining the peatland
ecosystem by keeping such areas wet.
Jokowi berkata bahwa dirinya telah meminta kepada
pemerintah terkait untuk konsisten fokus mempertahankan ekosistem hutan gambut
dengan menjaganya agar senantiasa menjadi area yang lembab/basah.
In this regard,
Environment and Forestry Minister Siti Nurbaya explained on Tuesday that the
ministry was studying climate patterns and the emergence of hot spots,
especially during the period between August and July.
Menanggapi hal ini, Sitti Nurbaya, kementerian kehutanan dan
lingkungan hidup, merencanakan pada selasa ini untuk mempelajari pola iklim
dan menetapkan kawasan gawat darurat di daerah yang rentan, khususnya selama
periode antara Juli dan Agustus.
“We can apply weather
modification [by creating artificial rain], with the help of the BMKG,
the Agency for the Assessment and Application of Technology (BPPT) and the Air
Force,” she said, adding that weather modification was introduced in Riau and
other areas of Sumatra during a critical phase from April to May.
“Kita bisa melakukan modifikasi cuaca (dengan menerapkan
hujan buatan), dengan bantuan dari BMKG, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi serta Angkatan Udara. Dia mengatakan, penerapan modifikasi cuaca
telah dilangsungkan di daerah Riau dan daerah-daerah lain di Sumatra selama
tahap kritis dari April hingga Mei.
“We will continue to do this,
possibly in areas in Kalimantan too, so that the rain will provide water
for the reservoirs that have been built on the peatland,” Siti said.
“Kita bisa melanjutkan melakukan hal ini, mungkin
juga untuk daerah Kalimantan, jadi hujan tersebut menyediakan air untuk waduk
yang sudah dibangun di lahan hutan gambut,” Ujar Sitti.
Finished on 23 Juni 2020, at 09.45 PM
Source Article : https://www.thejakartapost.com/news/2020/06/23/jokowi-calls-for-better-forest-fire-mitigation-as-peak-of-dry-season-looms.html
0 komentar:
Posting Komentar