April 07, 2013 -
Diary Book
No comments
@74 Menulis Butuh Kebebasan
Menulis memang hal yang termudah yang bisa dilakukan
seorang manusia, siapapun pasti bisa mengerjakannya dengan ringan tanpa beban,
terserah ia mau menulis apa dan bagaimana, ia mempunyai kekuasaan penuh
terhadap apa yang akan ia tulis. Bahkan ia bisa dikatakan gagal dalam menulis
sebuah karya, jika ia melakuikannya dengan terpaksa dan keberatan, satu hal
yang wajib dimiliki oleh seorang penulis adalah sebuah “kebebasan”, dimana
dengannya kita membisa menggubah sebuah karya yang bebas terbentang di antara
deretan aksara yang ia lahirkan.
Dan, syukur Alhamdulillah, saat ini saya mulai mempunyai
rasa “bebas” itu, rasa yang semoga saja akan mengantarkan saya menuju gerbang
kesuksesan dan kedamaian. Saya akan mencoba dengan lapang dada dan tangan
terbuka, membiarkan resonansi pantulan dari apa yang saya kerjakan berbalik
mengalir deras ke kehidupan saya, ke dalam tulisan saya.
Salah satu sarana yang akan menghantarkan saya ke jalan
itu adalah dengan terbukanya peluang untuk nge-blog, setiap hari saya
memikirkan bagaimana supaya diary online itu bisa terisi dengan deretan
aksara indah, yang mana dengan itu bisa mengundang banyak pengunjung untuk
berlama-lama sekaligus bernostalgia di blog saya, itu yang saat ini saya
pikirkan.
Dulu, saya pernah bercita-cita untuk menjadi seorang
penulis, mendapatkan uang tips dari pekerjaan tersebut, sehingga saya bisa
dengan santai bisa melakoni pekerjaan yang ringan namun berbuah hasil yang
memuaskan. Itu dulu, sekarang saat saya menyadari arti sebuah tulisan lebih
dalam lagi, saya mendapatkan mutiara yang melimpah, yang mengabarkan bahwa
tulisan tidak selalu untuk menghasilkan pundi-pundi berlian, lebih dari itu
kenapa banyak penulis yang sukses disana, mereka tiada lain ikut menjiwai
jalannya sebuah huruf dalam suatu karya, tiada paksaan maupun kata keberatan
ketika ia melangsungkan proses penulisan, tiada harapan yang paling besar
ketika menumpahkan kata-kata ke atas kertas dalam benaknya ecuali k karena ia
ikut terjun menikmati keindahan dan keeksotisan sebuah aksara yang melenakan
jiwa. Mereka ikut melanglangbuana bersama kata-katanya!
Allah, Maha Suci Engkau yang menganugerahi kami otak
dengan kapasitas besar untuk sekedar merenungi semua ayat-ayat-Mu. Kami sadar,
ketika kau menyuruh manusia untuk pertama kalinya untuk membaca, membaca dan
membaca, kami semua kiranya bisa mengambil ibroh dari perintah tersebut,
betapa dalam sebuah pekerjaan yang bernama “membaca” itu akan membuka jendela
dunia yang lebih besar dalam benak manusia , di mana semua aksara di dunia ini
memiliki energi tersendiri untuk menyita hati sang pembaca untuk merenungi, dan
bukankah suatu kebetulan jika bersamaan dengan itu Kau turunkan Al-Qur’an
sebagai pelengkap pustaka bacaan, bahkan bukan hanya pelengkap, dengan terang
dan jelas Kau terangkan lewat lisan Rasulullah “bahwa siapa saja yang memegang
teguh Al-Qur’an dan As-Sunnah maka dalam hidupnya ia tak akan pernah tersesat
selamanya.” Aduhai, betapa bijaksana dan agungnya kau turunkan Al-Qur’an
bersama kami umat Muhammad, umat yang memang sesungguhnya sangat membutuhkan
sebuah pegangan ketika dunia saat ini terlihat amburadulan.
Allahumma Ihdinas-Shiratal Mustaqiem...
Ya Allah Tunjukkanlah Kepada Kami Jalan-Mu Yang Lurus...
0 komentar:
Posting Komentar