Rabu, 27 Februari 2013

Februari 27, 2013 -

@55 Manusia, Tiada Yang Sempurna . . .

“Barang siapa mencari teman/sahabat tanpa aib, maka ia akan kembali dengan tangan hampa (tanpa teman)”
Ungkapan tersebut saya ambil dari kumpulan kata mutiara berbahsa arab (mahfudzat) semasa saya masih mondok dulu. Sebuah ungkapan yang penuh arti dan makna, menyadarkan kepada kita bahwa jikalau kita masih saja berusaha mencari teman/sahabat tanpa cela dan nista, mencari kawan laksana malaikat;tiada berdosa dan bercela, maka bersiaplah bahwa ia tak akan menemukan jenis orang yang ia cari untuk dijadikan teman.

Kerapkali banyak dari kita yang masih saja tak mau menerima keadaan sesorang karena terkait kisah masa lalunya yang silam, berusaha mengungkit kecerobohan yang dilakukan tanpa memberikan toleransi sedikitpun bahwa perubahan itu pasti ada, mengikut sertakan sisi negatif saja dalam menilai seseorang adalah tindakan yang sungguh menjijikkan, seolah mencerminkan bahwa dirinya adalah malaikat tanpa sayap…!

Manusia pastilah memiliki sisi negatifnya masing-masing, punya masa lalu yang kelam yang lantas dijadikannya tolak ukur guna memperbaiki kehidupan selanjutnya, setiap kepala pasti mempunyai cela, setiap yang berjiwa pasti pernah berbuat keliru, tapi agama kita rupanya memberikan jurus jitu dalam menghadapi kerisuhan macam itu, bukankah Nabi Saw. Pernah bersabda:
“Setiap Bani Adam (manusia) itu pasti mempunyai kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah itu mereka yang bertobat.”

Betapa dalam hadits tersebut untuk kita kaji bersama wahai agan-agan yang dirahmati Allah, semua insan pasti pernah melakukannya… bahkan Nabi pun pernah ditegur dalam surat ‘Abasa perihal sikap beliau yang berpaling dan bermuka masam dikala beliau didatangi oleh seorang buta yang meminta petunjuk darinya-dan disisi lain beliau tengah berbincang dengan pemuka Quraisy dengan pengharapannya agar mereka masuk Islam ('Abasa).

Dalam kesempatan lain beliau juga pernah mengeluarkan sebuah hadits yang berbunyi: “Manusia adalah tempatnya lupa dan kesalahan”

Nah, sudah jelas kan duduk perkaranya? Setelah ini mungkin kita berpikir bahwa melakukan suatu kesalahan itu tindakan yang manusiawi, berbuat kekeliruan itu tanda bahwa kita adalah manusia, jangan berputus asa dengan pengampunan-Nya, jangan berpikiran bahwa kita sudah terlalu kotor untuk mengahadap Sang Maha Suci, karena saat ini kita telah sadar bahwa Rasulullah memberikan garis bawah dalam ucapannya yang amat untung jika kita menjalankan “prinsip” tersebut: . . . PERUBAHAN

Bukanlah orang yang hina ketika ia menyadari dirinya telah kotor bermuram durja namun ia masih mau melakukan suatu perubahan untuk menjadi lebih baik lagi, adalah tindakan yang sangat pemberani, usai menyadari bahwa dirinya telah terjerembab ke kubangan dosa, namun ia sadar dan bangkit, percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Allah adalah zat yang Maha Pemaaf dan Pemurah.

Ayo Bangkit . . . ! ! !

Back to top