Desember 10, 2012 -
Agama
No comments
@16 Nafsu, Musuh Terbesar Manusia
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa nafsu
merupakan salah satu musuh terbesar yang pernah tercatat dalam perkembangan
sejarah manusia itu sendiri. Lihatlah bagaimana sang Adam sukses dibuat
hengkang dari kenikmatan surgawinya, itu semua tidak terlepas dari satu hal
yang bernama hawa nafsu, siapa pula yang mendalangi kinerja nafsu sesat
tersebut? Jawabannya sudah jelas, bahwa setan dan para dedengkotnyalah yang
bertanggung jawab dalam mengkoordinator semua gerak-gerik busuknya.
Saking besarnya peranan nafsu dalam
perkara membinasakan umat manusia, Rasulullah Saw. saja ketika usai mengalami
peperangan besar melawan kaum Quraisy, beliau berkata kepada para sahabatnya “Roja’na
min jihadil asghori ila jihadil akbari” yang artinya “kita baru saja
menuntaskan jihad kecil, dan akan beralih ke jihad yang lebih besar”. Jihad
yang lebih besar disini berarti memerangi hawa nafsu dalam diri kita, simaklah
betapa Rasulullah menempatkan ‘perang terhadap hawa nafsu’ di atas perang
kepada kaum bersenjata sekalipun. Perang melawan hawa nafsu memang suatu hal
yang dahsyat, yang hanya seseorang dan hatinya saja aktor utamanya.
Kini, sering kali kita menyaksikan
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai pemimpin kepribadiannya, mengikuti
serta mematuhi segala apa yang dikehendaki oleh hawa nafsu itu sendiri. Aduhai,
bukankah hal tersebut sangat akan membinasakan kita, entah sebagai seorang
makhluk biasa, terlebih atas nama sorang yang mengaku hamba Allah Ta’ala.
Islam seringkali menganjurkan kepada
kita agar menjadikan hati dan akal yang sehat sebagai perangkat yang mensensor
seluruh amal perbuatan kita, sehingga kelak akan muncul benih-benih unggul yang
tersemai di belahan bumi manapun, bermekaran semerbak mengharumkan tiap sektor
kehidupan kita ini.
Falidzalika, maka dari itu,
wahai ikhwanul muslimin sekalian, mari kita melatih diri untuk memerangi hawa
nafsu hingga akar-akarnya, sapu bersih tipu daya setan yang menipu dengan
memperbanyak berdzikir kepada Zat yang Maha Kuasa serta mempertebal iman dan
takwa kita! Ingatlah apa yang dikatakan Imam Ali “barang siapa yang harinya
lebih baik dari kemarin maka ia termasuk orang yang beruntung”.
0 komentar:
Posting Komentar